Bisnis.com, JAKARTA - Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Patimban dinilai tak akan sanggup mengelola sementara Pelabuhan Patimban sembari menanti proses lelang operator selesai. Ada dua kelemahan utama, yakni SDM dan anggaran dana.
Direktur The National Maritime Institute (Namarin) Siswanto Rusdi menuturkan uji coba dan soft launching Pelabuhan Patimban hanya akan sekedar seremonial. Pasalnya, kesiapan operator sementara ini masih dipertanyakan.
"Ini yang penting tenar dahulu, makanya saya bilang ini nanti SDM saja tidak punya KSOP Patimban itu, kalau datang ke sana itu anak muda kebanyakan dari situ. Mungkin itu tugas pertama di lapangan diminta urus pelabuhan sebesar itu, jomplang pemahaman dan pengalaman ini memengaruhi kinerja," jelasnya kepada Bisnis.com, Rabu (2/12/2020).
Selain itu, KSOP Patimban pun tidak memiliki anggaran untuk mengelola pelabuhan sebesar itu. KSOP yang memanfaatkan APBN tentu memerlukan anggaran tambahan untuk mengelola pelabuhan. Dia menegaskan besar kemungkinan tidak ada anggaran di Kemenhub untuk operasi Pelabuhan Patimban.
Dia mempertanyakan kesanggupan KSOP untuk dapat mengoperasikan sementara Pelabuhan Patimban. Pasalnya, secara waktu pun bisa dikatakan akan cukup lama. Bahkan, setelah lelang operator pelabuhan selesai pun masih ada masa transisi ketika operator menyiapkan kerja sama dengan pihak Jepang.
"Mungkin bisa jadi pinjam dahulu SDM kalau memang selama beberapa bulan ada bisnisnya, pinjam SDM dari Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) atau perusahaan bongkar muat (PBM) IKT," jelasnya.
Baca Juga
Menurutnya, ketika KSOP tidak dapat mengoperasikan langsung, maka ditunjuklah PBM. Ketika ada penunjukkan, proses bisnisnya pun menjadi pembahasan berikutnya.
"Catatannya panjang, belum lagi kawasan industrinya belum ada, ini yang mengkhawatirkan," ujarnya.
Sambil menunggu proses lelang, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menugaskan KSOP Patimban melakukan operasi pelabuhan secara sementara hingga operator terpilih dapat mengoperasikan pelabuhan patimban.