Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lion Air Group Dukung Kapasitas Penumpang Jadi 85 Persen

Lion Air menilai rencana pemerintah untuk meningkatkan kapasitas penumpang pesawat bisa berdampak positif terhadap industri maskapai.
Pesawat Lion Air terparkir di Apron Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (17/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pesawat Lion Air terparkir di Apron Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa (17/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Lion Air Group masih menantikan realisasi rencana pemerintah meningkatkan kapasitas maksimal penumpang angkutan udara menjadi 85 persen. Selain itu, rencana tersebut dinilai dapat berdampak positif terhadap industri.

Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang M. Prihantoro mengatakan Lion Air masih menantikan rencana pemerintah menaikkan kapasitas penumpang.

"Kami sebagai operator, jadi kami menunggu rencana ini terrealisasi. Harapan positif, agar bisa menuju tren lebih baik," jelasnya kepada Bisnis.com, Kamis (26/11/2020).

Lebih lanjut, dia mengungkapkan Lion juga terus melakukan pembukaan rute penerbangan baru pada masa pandemi Covid-19. Seiring penerbangan ke sejumlah wilayah sudah kembali beroperasi guna mendukung pemulihan perekonomian.

Pembukaan rute baru sebagai bagian upaya untuk meningkatkan tren bepergian dengan pesawat udara serta mengembalikan minat dan kepercayaan untuk terbang.

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) membuka peluang relaksasi protokol kesehatan (prokes) di sektor udara. Pada 2021, Kemenhub menyiapkan skema peningkatan batas maksimal penumpang (seat load factor/SLF) menjadi 85 persen dengan tetap menyertakan dokumen persyaratan bepergian.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menuturkan perkara protokol kesehatan di angkutan udara cukup dilematis. Pasalnya, di satu sisi perlu menjaga protokol kesehatan di sisi lainnya ingin agar aktivitas tetap produktif.

Dengan demikian, pada rute-rute tertentu dengan jumlah penerbangan yang banyak membuat dunia penerbangan bertambah sehat. Sementara, tingkat keterisian penumpang pun akan diteliti pemerintah.

"Kami akan bahas dengan Satuan Tugas bersama pakar pandemi, apakah dimungkinkan untuk ditambah [kapasitas maksimal]. Saya ilustrasikan, kalau di negara lain tak ada pembatasan 70 persen, kami memang konservatif di sini. Di negara lain bisa tetap penuh penumpangnya," kata Budi kepada Bisnis.com.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper