Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Singapore Airlines Tawarkan 40 Menu Makanan Mulai Desember

Singapore Airlines menyiapkan 40 menu makanan yang bisa dinikmati penumpang kelas ekonomi pada penerbangan tertentu mulai 1 Desember 2020.
Pesawat milik maskapai Scoot, Singapore Airlines, dan Silk Air terlihat di Bandara Changi, Singapura, Selasa (14/8/2018)./Reuters-Edgar Su
Pesawat milik maskapai Scoot, Singapore Airlines, dan Silk Air terlihat di Bandara Changi, Singapura, Selasa (14/8/2018)./Reuters-Edgar Su

Bisnis.com, JAKARTA - Singapore Airlines (SIA) dan SilkAir akan menawarkan 40 menu utama pada penerbangan yang memiliki durasi terbang di bawah 3,5 jam mulai 1 Desember 2020.

Mr Yeoh Phee Teik, Senior Vice President Customer Experience Singapore Airlineses, mengatakan hal itu untuk memberikan pelanggan lebih banyak variasi makanan favorit lokal Singapura dan internasional pada rute ini sebagai bagian dari konsep makanan yang baru pada Kelas Ekonomi.

"Lebih dari 40 hidangan baru akan tersedia secara bergilir pada penerbangan yang berbeda, termasuk hidangan favorit Singapura seperti bubur, laksa, dan mee siam dengan saus gravy yang menggugah selera yang sebelumnya tidak tersedia di Economy Class," ujarnya melalui siaran pers, Senin (23/11/2020).

Sekarang pelanggan dapat menikmati makanan ini setelah SIA mengganti peranti makan plastik dengan solusi pengemasan baru, yang terdiri dari kotak dan cangkir anti bocor yang terbuat dari kertas bersertifikat Forest Stewardship Council, kotak makanan penutup, dan paket sendok garpu yang terbuat dari bambu dengan kertas pembungkus.

Kotak unik ini dapat menampung jumlah makanan yang sama dengan sebuah pinggan, tetapi lebih dalam dan lebih aman, memungkinkannya untuk menyimpan hidangan dengan saus dan dan hidangan berkuah tanpa ada rembesan.

Peralatan ini juga aman untuk oven dan tahan terhadap pemanasan tinggi, kualitas makanan dipastikan akan tetap terjaga bahkan setelah dipanaskan kembali.

Dia berpendapat ini juga akan mengurangi jumlah plastik sekali pakai, termasuk cangkir dan polibag untuk peralatan makan, di atas baki makan hingga 80 persen dari beratnya. Yang tertinggal di baki, termasuk peralatan makanan baru, akan dibawa kembali ke Singapura, dikirim ke eco-digester di SATS (mitra catering Singapore Airlines), dan diubah menjadi pelet yang dapat digunakan sebagai bahan bakar turunan sampah, sumber energi yang dapat menggantikan bahan bakar fosil dan batubara.

Pemrosesan limbah di lokasi mengurangi sekitar 60 persen limbah katering dan selanjutnya mengurangi emisi dari pengangkutan ke insinerator. Selain itu, penggunaan peralatan kertas yang lebih ringan membantu mengurangi konsumsi bahan bakar di penerbangan.

Konsep makanan baru ini dikembangkan bersama oleh SIA dan SATS, yang merupakan mitra katering Maskapai Penerbangan yang berbasis di Singapura tersebut.

Mr Kerry Mok, CEO Food Solutions, SATS, mengatakan untuk mengembangkan solusi pengemasan ramah lingkungan yang dapat meningkatkan kualitas makanan harus mempertimbangkan berbagai tantangan yang unik dalam sebuah persiapan makanan penerbangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper