Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Proyek Penghiliran, Primadona Baru Industri Batu Bara

Pada saat ini setidaknya terdapat empat proyek pengembangan gasifikasi batu bara.
Tabung dengan bahan bakar dimetil eter (DME). /ANTARA
Tabung dengan bahan bakar dimetil eter (DME). /ANTARA

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah perusahaan batu bara kompak mengembangkan proyek penghiliran guna meningkatkan nilai dari emas hitam itu.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif menuturkan bahwa pada saat ini setidaknya terdapat empat proyek pengembangan gasifikasi batu bara.

"Terdapat beberapa program yang dilakaukan beberapa perusahaan, PT KPC, Arutmin, dan Adaro, Bukit Asam," katanya dalam rapat kerja dengan Komisi VII, Senin (23/11/2020).

Arifin menuturkan bahwa untuk pengembangan coal to methanol project tengah dikerjakan oleh PT KPC (Kaltim Prima Coal) yang berlokasi di Bengalon, Kalimantan Timur. Status saat ini dalam tahap finalisasi studi kelayakan dan skema bisnis.

Proyek yang ditargetkan rampung pada 2024 itu nantinya ditargetkan dapat menghasilkan produk sebesar 1,8 juta ton metanol per tahun dan menyerap 5 juta—6,5 juta ton batu bara per tahun.

Selanjutnya, proyek penghiliran coal to DME dilakukan oleh PT Bukit Asam Tbk. yang menggandeng Pertamina dan Air Product yang berlokasi di Tanjung Enim, Sumatra Selatan.

Proyek itu ditargetkan rampung pada 2025 yang nantinya akan menyerap 5,6 juta ton batu bara per tahun dengan hasil produk 1,4 juta ton DME (dimethyl ether) per tahun.

"Status saat ini finalisasi kajian dan skema subsidi DME untuk substitusi LPG, negosisasi skema bisnis proyek," jelasnya.

Sementara itu, proyek coal to methanol dikerjakan oleh PT Arutmin Indonesia  yang berlokasi di IBT Terminal, Pulau Laut, Kalimantan Selatan.

Status proyek saat ini masih dalam finalisasi kajian dengan target penyelesaian pada 2025. Proyek itu akan menyerap 5 juta ton batu bara per tahun dengan produksi 2,8 juta ton metanol per tahun.

Arifin menjelaskan bahwa PT Adaro Indonesia tengah mengembangkan proyek coal to methanol di Kotabaru, Kalimantan Selatan. Proyek itu ditargetkan rampung pada 2027 dengan produksi 660.000 ton metanol per tahun dan akan menyarap 1,3 juta ton batu bara per tahun. "Status saat ini finalisasi kajian," ungkapnya.

Di samping itu, terdapat proyek underground coal gasification yang dikerjakan oleh PT Kideco Jaya Agung di Kalimantan Timur dan PT Indominco di Kalimantan Timur.

Tidak hanya itu, PT Medco Energi Mining International turut mengembangkan proyek itu di Kalimantan Utara. "Seluruh proyek masih tahap skala pilot project," kata Menteri ESDM.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper