Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Turunkan Suku Bunga, Yusuf Mansur: Terima Kasih Gubernur BI

Yusuf Mansur menyampaikan keputusan Bank Indonesia tersebut sangat strategis, serta ditunggu-tunggu oleh dunia usaha investor, dan industri.
Ustaz Yusuf Mansur./instagram @yusufmansurnews
Ustaz Yusuf Mansur./instagram @yusufmansurnews

Bisnis.com, JAKARTA - Ustaz Yusuf Mansur mengapresiasi langkah Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) menjadi 3,75 persen.

Dalam akun instagramnya, Yusuf Mansur menyampaikan keputusan Bank Indonesia tersebut sangat strategis, serta ditunggu-tunggu oleh dunia usaha investor, dan industri.

"Rate jadi 3.75%. Keren ini. Ini keputusan strategis, yang harusnya ditunggu-tunggu oleh dunia usaha, investor, dan industri. Bukan hanya di Indonesia. Tapi juga oleh pelaku ekonomi dunia, yang berurusan dengan Indonesia," paparnya.

Penurunan suku bunga acuan menurutnya menjadi langkah yang keren. Pasalnya, kebijakan tersebut dapat mendorong perekonomian nasional.

"Keren asli. Bisa mendorong Perekonomian Nasional," imbuhnya.

Dia pun mengajak berdiskusi khalayak perihal implikasi antara penurunan suku bunga BI7DDR dengan membaiknya perekonomian Indonesia.

"Btw, ada yg tau implikasi? Hubungan? Turunnya BI Rate dengan insyaaAllah harapan membaik dan melesatnya Perekonomian Indonesia dan Dunia? Sok. Mangga. Ditunggu diskusinya di komenan..."

Tak lupa, Ustaz yang kondang disapa UYM ini pun menyampaikan rasa terima kasihnya terhadap Gubernur dan para pemangku kepentingan di Bank Indonesia.

"Makasih Gub BI, para DG dan DG Senior... Dan mksh kepada seluruh Pimpinan Satker, dan keluarga BI sedunia...," tuturnya.

Seperti diketahui, Gubernur Bank Indonesia mengumumkan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) turun 25 basis poin menjadi 3,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur 18-19 November 2020.

Dengan demikian, suku bunga Deposit Facility turun menjadi 3 persen dan suku bunga Lending Facility menjadi 4,5 persen.

Sebagaimana diketahui, tingkat suku bunga acuan 3,75 persen ini merupakan level terendah sejak BI-7DRR diberlakukan di Indonesia mulai dari 21 April 2016. Tidak hanya itu, berdasarkan penelusuran Bisnis, ini adalah level terendah sepanjang masa.

"Keputusan ini mepertimbangkan perkiraan inflasi yang tetap rendah, stabilitas eksternal yang terjaga, dan sebagai langkah lanjutan untuk mempercepat pemulihan ekonomi nasional," katanya, Kamis (19/11/2020).

Sebagai catatan, BI juga melaporkan bahwa laju penyaluran kredit perbankan pada periode Oktober 2020 mengalami kontraksi sebesar -0,47 persen secara tahunan.

Rendahnya pertumbuhan kredit tersebut kata Perry sejalan dengan permintaan domestik yang masih belum kuat.
Namun di sisi lain, BI mencatat dana masyarakat atau dana pihak ketiga di perbankan tumbuh 12,12 persen secara tahunan pada Oktober 2020.

"Perkembangan terkini menunjukkan pertumbuhan kredit terkontraksi 0,47 persen year-on-year [yoy] pada Oktober 2020, sedangkan DPK tumbuh 12,12 persen yoy," katanya.

Perry menyampaikan, pihaknya tetap berkomitmen untuk mendukung penyediaan likuiditas termasuk dukungan BI ke pemerintah dalam mempercepat realisasi APBN 2020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper