Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan banyak hal yang menjadi pertimbangan pemerintah dalam menentukan kebijakan terkait cukai rokok.
Dia mengatakan, dari sisi kebijakan pemerintah mencoba menyeimbangkan kepentingan semua pihak yang terkait, sehingga tidak ada yang merasa paling diuntungkan.
Pasalnya, penyusunan kebijakan ini melibatkan banyak dimensi, misalnya saja masyarakat dari aspek kesehatan, tenaga kerja, petani, berkembangnya rokok ilegal, hingga penerimaan negara.
"Dari sisi kebijakan, kita coba seimbangkan. Tidak ada satupun yang merasa dia paling menang, karena kalau bicara prevalensi rokok, ada anak-anak, wanita, dan orang dewasa yang perlu kita lindungi dan peruasi untuk tidak merokok," katanya, Rabu (18/11/2020).
Sri Mulyani menceritakan, beberapa saat lalu pun terjadi demonstrasi oleh buruh pabrik rokok yang meminta agar tarif cukai rokok tidak dinaikkan tahun depan. Hal serupa juga dilakukan oleh petani rokok.
"Di satu sisi ada yang mau naik dan tidak naik, jadi akan kita seimbangkan di antara itu," jelasnya.
Sri Mulyani pun belum dapat memastikan kapan keputusan terkait kenaikan tarif cukai hasil tembakau akan dilakukan. "Akan kita keluarkan pada waktunya dan itu tujuannya bisa optimal dan objektif," tuturnya.