Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efikasi Vaksin Pfizer 90 Persen, Bio Farma: Belum Ada Rencana Kerja Sama

Pfizer menyatakan bahwa data awal dari uji klinis tahap III vaksin buatan Pfizer yang melibatkan 44.000 relawan memiliki efikasi hingga 90 persen.
Botol vaksin CoronaVac SARS-CoV-2 Sinovac ditampilkan di acara media di Beijing, China, pada 24 September. /Bloombergrn
Botol vaksin CoronaVac SARS-CoV-2 Sinovac ditampilkan di acara media di Beijing, China, pada 24 September. /Bloombergrn

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bio Farma (Persero) belum berencana melakukan kerja sama dengan Pfizer In. dalam waktu dekat. 

Seperti diketahui, Pfizer menyatakan bahwa data awal dari uji klinis tahap III vaksin buatan Pfizer yang melibatkan 44.000 relawan memiliki efikasi hingga 90 persen. Adapun, uji klinis tersebut dilakukan di Amerika Serikat, Argentina, Brazil, dan Jerman. 

"Untuk jenis vaksin [Covid-19 yang akan digunakan di dalam negeri] ditetapkan Kementerian Kesehatan. Bio Farma belum ada rencana kerja sama dengan Pfizer," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir kepada Bisnis, Rabu (11/11/2020). 

Dilansir dari New York Times, metode uji klinis yang dilakukan Pfizer adalah memberikan dua dosis vaksin dengan dengan jarak 3 minggu pada 22.000 relawan, sedangkan relawan lainnya diberikan plasebo. Analisis awal uji klinis tahap III vaksin Pfizer menemukan bahwa ada 94 relawan yang terjangkit Covid-19. 

Dengan temuan efikasi vaksin tersebut mencapai 90 persen, hampir seluruh 94 relawan yang terjangkit Covid-19 merupakan relawan yang mendapatkan plasebo. Adapun, Food and Drug Agency Amerika Serikat akan memberikan penggunaan darurat terhadap vaksin tersebut pada akhir November 2020. 

Terpisah, Head of Corporate Communication Bio Farma Iwan Setiawan mengatakan bahwa vaksin besutan Pfizer merupakan vaksin messenger  RNA (mRNA). Menurutnya, imunisasi vaksin mRNA belum pernah dilakukan di dalam negeri sebelumnya. 

Selain itu, lanjutnya, vaksin buatan Pfizer mengharuskan penyimpanan di suhu yang sangat ekstrem, yakni minus 70 derajat celcius. Iwan berujar hal tersebut menjadi pertimbangan tersendiri pada pendistribusian dan penyimpanannya. 

"Jadi, kami tentu prefer yang lebih muda dalam cold chain management-nya, juga platform yang lebih familiar dan biasa kami gunakan selama ini dalam program vaksinasi," katanya kepada Bisnis.

Pada November-Desember 2020 dijadwalkan akan ada 15 juta dosis bahan baku vaksin Covid-19 besutan Sinovac, CoronaVac, di dalam negeri.

Setelah itu, 35 juta dosis CoronaVac akan tiba di dalam negeri pada Januari-Februari 2021 dan sekitar 210 juta dosis akan tiba pada April-Desember 2021. 

Iwan menyatakan uji klinis tahap III dan UEA akan didapatkan pabrikan sekitar Januari 2020. Iwan menyatakan seluruh persiapan produksi dan penyediaan vaksin Covid-19 masih sesuai rencana. 

Menurutnya, uji klinis tahap III vaksin besutan Sinova, atau CoronaVac, belum menemukan efek samping berat. Selain itu belum ada kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang signifikan. 

Iwan mendata seluruh subjek uji klinis tahap III yang mencapai 1.620 orang telah mendapatkan suntikan pertama. Seperti diketahui, imunisasi menggunakan CoronaVac membuat jumlah imunisasi per orang sebanyak dua kali. 

"[Saat ini proses uji klinis tahap III] menunggu monitoring uji klinis sampai dengan Januari 2021," katanya. 

Sementara itu, komitmen pengadaan vaksin lain berasal dari kerja sama antara PT Kimia Farma Tbk. (Persero) dengan G42 yang memiliki komitmen tentatif akan 10 juta dosis vaksin Covid-19 pada Desember 2020. Komitmen vaksin terakhir adalah dengan AstraZeneca PLC. sebanyak 100 juta dosis dan GAVI sekitar 50 juta dosis pada 2021. 

Jika seluruh komitmen tersebut terpenuhi, total vaksin yang ada di dalam negeri setidaknya mencapai 370 juta dosis tahun depan. Dengan kata lain, target vaksinasi 170 juta jiwa untuk mencapai kekebalan kawanan (herd immunity) isa tercapai pada 2021. 

Bio Farma saat ini sedang meningkatkan kapasitas produksi vaksin Covid-19 dari saat ini di sekitar 150 juta dosis per tahun menjadi 205 juta dosis per tahun pada akhir 2020. Artinya, produksi vaksin Covid-19 akan berkontribusi sekitar 12,5 persen ke portofolio produksi vaksin Bio Farma. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper