Bisnis.com, JAKARTA - Penyelenggara umrah berharap pemerintah segera mencari jalan keluar untuk menambah jumlah penerbangan serta memangkas penyesuaian harga perjalanan umrah oleh pemerintah Arab Saudi. Upaya tersebut diperlukan guna memudahkan realisasi target 150.000 jemaah sampai dengan Desember 2020.
Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Firman M. Nur mengungkapkan sejak dibuka pada 1 November 2020 lalu, jemaah umrah dari RI mencapai 1.000 orang dengan jumlah penerbangan tiga kali dalam sepekan.
jemaah umrah Tanah Air pertama kali diberangkatkan pada 1 November 2020 dengan jumlah sekitar 350 orang dalam pemberangkatan tahap I. Per hari ini, Selasa (3/11/2020), kembali diberangkatkan dengan kapasitas pesawat sebanyak 350 orang. Kemudian pemberangkatan tahap ketiga akan dilakukan pada Kamis (5/11/2020) dengan kisaran jumlah yang sama.
Dalam kondisi normal, lanjut Firman, jumlah jemaah umrah asal Indonesia yang diberangkatkan dalam satu hari bisa mencapai 1.400 orang dengan penerbangan yang tersebar di sejumlah wilayah, di antaranya Jakarta, Makassar, Surabaya, dan Medan.
"Sekarang baru ada tiga kali penerbangan dalam sepekan dengan menggunakan Saudi Airlines sebagai maskapai tunggal. Kami berharap bisa ditambah menjadi penerbangan setiap hari oleh pemerintah Arab Saudi," ujar Firman kepada Bisnis.com, Selasa (3/11/2020).
Adapun, pemerintah juga diharapkan dapat memangkas penyesuaian harga yang ditetapkan oleh pemerintah Arab Saudi akibat pandemi Covid-19. Menurut perhitungan asosiasi, sambung Firman, terjadi kenaikan sebesar 30 persen dari harga normal dengan fasilitas hotel bintang 4 dan 5.
Baca Juga
Secara lebih terperinci, Firman mengatakan harga perjalanan umrah di Indonesia naik dari Rp30 juta pada kondisi normal menjadi Rp35 juta sampai dengan Rp37 juta dengan fasilitas hotel bintang 4 dan 5.
Untuk saat ini, jelasnya, penyesuaian yang berhubungan dengan tes PCR dan biaya karantina mau tidak mau mesti diikuti oleh jemaah. Dia menyebutkan penyelenggara hanya dapat menjalankan kesepakatan yang sudah diputuskan.
"Oleh karena itu, kami berharap pemerintah bisa menemukan cara untuk memangkas kenaikan harga. Seperti misalnya, memangkas biaya PCR dari yang saat ini dilakukan pulang-pergi, bisa disesuaikan dengan lama jemaah melaksanakan ibadah umrah. Kalau periode umrahnya tidak sampai 14 hari, maka PCR-nya tidak perlu dilakukan 2 kali dan biaya bisa dipangkas," jelasnya.
AMPHURI berharap jumlah jemaah umrah dari Tanah Air dapat mencapai 100.000 hingga Desember 2020 yang merupakan high season dengan tingkat permintaan yang cenderung tinggi. Dalam kondisi normal, ujarnya, jemaah umrah dari Indonesia bisa mencapai 150.000 hanya pada Desember.