Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mengungkapkan alasan perombakan susunan direksi sejumlah BUMN.
Selama menjabat sebagai Menteri BUMN, Erick telah melakukan transformasi BUMN dengan merampingkan 142 perusahaan pelat merah menjadi hanya 41 saja. Selain itu, klaster BUMN juga dipangkas menjadi 12 klaster yang ditangani oleh 2 wakil menteri.
“Dari jumlah perusahaan sekarang yang 41 BUMN, 20 direksi kita ganti, 21 (direksi) masih sampai hari ini, contohnya Angkasa Pura I, Angkasa Pura II, Telkom, dan BRI,” ungkap Erick Thohir saat berbicara dengan Karni Ilyas di channel YouTube Karni Ilyas Club.
Ia mengatakan bahwa pengangkatan, pergantian, atau keputusan mempertahankan direksi BUMN bukan didasari oleh suka atau tidak suka. Namun, hal tersebut merupakan bagian roadmap atau transformasi dari kementerian BUMN.
“Figur-figur ini ya kita kita jaga kalau KPI-nya sesuai.
Ia juga mengatakan bahwa transformasi BUMN ini juga merupakan bagian dari evaluasi Kementerian sendiri, guna mengubah struktur kerja yang tadinya bertumpuk antara Menteri, Wakil Menteri, hingga Deputi di kementerian.
“Kita perbaiki, Menteri dan Wamen pegang portfolio, Sekretaris mentari administrasi, lalu deputi lebih fokus ke fungsional
Erick juga menyinggung rencana penghentian kucuran dana APBN ke berbagai BUMN yang rencananya disetop pada tahun 2020. Ke depannya, biaya operasional BUMN akan diambil satu persen dividen dari pembagian laba bersih perusahaan.
Kemudian, Erick menanggapi anggapan bahwa perombakan direksi BUMN bertujuan ia untuk mengganti orang-orang dekat mantan Menteri BUMN Rini Soemarno.
Ia menegaskan bahwa penggantian ini bukan didasarkan suka atau tidak suka, tetapi benar-benar karena sejumlah poin seperti roadmap, transformasi, dan KPI yang diharapkan.
“Saya rasa kalau kita mengaca dari foto terakhir ibu menteri umroh, masih banyak contoh dari direktur itu yang masih menjabat. Contohnya bu Nicke masih menjabat,” ujarnya.