Bisnis.com, JAKARTA — GE Gas Power memproyeksikan prospek pembangkit listrik berbasis gas masih menjanjikan di tengah tantangan krisis pandemi Covid-19.
Chief Marketing Officer GE Gas Power Brian Gutknecht memaparkan bahwa selama puncak masa isolasi dan karantina Covid-19, permintaan listrik di sebagian besar negara mengalami penurunan 10-20 persen dari tingkat historis. Pembangkit termal menjadi sektor yang paling terdampak, sedangkan pembangkit energi terbarukan tidak terpengaruh dampak pandemi.
"Namun, di berbagai tempat, seperti Asia, Amerika Utara, dan sebagian Eropa, akses yang mereka miliki ke gas alam yang lebih terjangkau membantu pembangkit gas bertahan atau bahkan tumbuh permintaannya, memberi ketahanan pada sistem," ujar Gutknecht dalam webinar, Rabu (21/10/2020).
Gutknecht mengatakan bahwa pembangkit gas masih memainkan peranan penting dalam bauran energi di tengah tren pengembangan pembangkit energi terbarukan.
Dalam 10 tahun ke depan, pertumbuhan pembangkit global diperkirakan didominasi oleh pembangkit energi terbarukan. Rerata per tahun pertumbuhan pembangkit global diperkirakan mencapai 360 gigawatt dan tiga perempat dari proyeksi tersebut didominasi pembangkit energi terbarukan.
Pembangkit energi terbarukan dan pembangkit gas dibutuhkan untuk menyediakan listrik yang terjangkau, andal, dan lebih berkelanjutan.
Baca Juga
"Saya ambil contoh di Asia. Dapat dilihat tersedianya LNG yang terjangkau menjadi pendorong alternatif batu bara yang lebih bersih dan terjangkau," kata Gutknecht.
Di sisi lain, perusahaan-perusahaan global juga telah berkomitmen untuk melakukan dekarbonisasi. Menurutnya, hal ini akan mendorong pertumbuhan energi terbarukan. Begitu pula dengan pembangkit gas.