Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kartu Prakerja Batch 1-10: Jabar Paling Tinggi, Papua Paling Rendah

Meski sudah menjangkau 515 kabupaten/kota, penerimaan Kartu Prakerja masih terpusat di Pulau Jawa dan Sumatra.
Petugas mendampingi warga yang melakukan pendaftaran calon peserta Kartu Prakerja di LTSA-UPT P2TK di Surabaya, Jawa Timur, Senin (13/4/2020)./ANTARA FOTO-Moch Asim
Petugas mendampingi warga yang melakukan pendaftaran calon peserta Kartu Prakerja di LTSA-UPT P2TK di Surabaya, Jawa Timur, Senin (13/4/2020)./ANTARA FOTO-Moch Asim

Bisnis.com, JAKARTA – Program Kartu Prakerja sudah sampai di gelombang ke-10. Program ini telah menjangkau 515 kabupaten/kota mulai dari Provinsi Aceh hingga Papua.

Namun, dari segi jumlah penerimaan masih terpusat di Pulau Jawa dan Sumatra.

Berdasarkan laporan Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja yang diterima Bisnis.com, Minggu (18/10/2020), Provinsi Jawa Barat menjadi wilayah dengan jumlah penerima manfaat Kartu Prakerja paling tinggi.

Peserta program Kartu Prakerja di provinsi yang dipimpin oleh Gubernur Ridwan Kamil tersebut mencapai angka 817.600 peserta dari total nyaris 5,6 juta penerima di seluruh Indonesia.

Wilayah dengan dengan jumlah penerima terbanyak kedua yakni Provinsi Jawa Timur. Tercatat, penerima program Kartu Prakerja di Jawa Timur mencapai 667.900 peserta. Di peringkat ketiga, bertengger Ibukota DKI Jakarta dengan total penerima 584.400 peserta.

Sementara 2 provinsi di Pulau Papua, yakni Papua Barat dan Papua, menjadi wilayah dengan jumlah penerima program paling rendah. Adapun untuk Papua Barat, jumlah pemerima program Kartu Prakerja hanya 6.600 peserta. Di Provinsi Papua, jumlah penerima program hanya sedikit lebih banyak, yakni 10.500 peserta.

Pemerintah masih belum memberikan kepastian terkait dengan penyelenggaraan program Kartu Prakerja gelombang 11. Sampai dengan saat ini, keberlanjutan program tersebut masih menunggu keputusan dari Komite Cipta Kerja (KCK).

Head of Communications Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja Louisa Tuhatu mengatakan manajemen pelaksana program Kartu Prakerja siap menjalankan keputusan KCK yang sempat mengatakan gelombang 11 kemungkinan terlaksana pada akhir Oktober 2020.

"Keputusan penambahan gelombang atau dana ada pada Komite Cipta Kerja. Kami di Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja siap menjalankan keputusan KCK," ujar Louisa kepada Bisnis.com, Minggu (18/10/2020).

Namun demikian, rencananya program tersebut akan terus berlanjut jika mengacu kepada minat masyarakat yang besar dan pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa program tersebut akan dilanjutkan pada 2021.

Dari survei evaluasi yang dilakukan manajemen pelaksana program Kartu Prakerja dengan 1,2 juta responden yang merupakan penerima Kartu Prakerja, terungkap sebanyak 73 persen responden belum pernah mendapatkan pelatihan atau kursus sebelumnya.

Sebelum mengikuti Kartu Prakerja, terdapat 13 persen responden yang tidak memiliki rekening bank maupun dompet digital.

"Sekarang 5,6 juta orang yang sudah menerima Kartu Prakerja, semuanya sudah mengambil pelatihan secara online dan sudah memiliki rekening bank atau e-wallet. Jadi, program Kartu Prakerja ini mendukung lifelong learning dan inklusi keuangan," ujar Louisa.

Dia melanjutkan, meskipun program Kartu Prakerja pada tahun pertama terpaksa bergeser menjadi program semi bantuan sosial (bansos), tetapi unsur pelatihan tetap dipertahankan dan menjadi prasyarat untuk mendapatkan bantuan sosial.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper