Bisnis.com, JAKARTA - Managing Director and Chief Economics Group Research DBS Bank Taimur Baig mengungkapkan bahwa tahun ini Indonesia mendekati angka 40 persen dari produk domestik bruto (PDB).
“Pada 2021 utang negara lebih sedikit dari 40 persen,” jelas Taimur dalam diskusi virtual, Kamis (15/10/2020).
DBS Bank memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan mencapai -2 persen. Angka ini jauh lebih dalam dari prediksi IMF sebesar -0,2 persen.
Managing Director and Chief Economics Group Research DBS Bank Taimur Baig mengatakan bahwa untuk tahun depan pertumbuhan diperkirakan 4 persen. Lebih rendah dari IMF sebesar 6 persen.
“Untuk proyeksi defisit fiskal tahun ini, Indonesia lebih dari -5 persen dari produk domestik bruto. Begitu pula pada tahun 2021,” katanya.
Berdasarkan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2021, postur pendapatan negara sementara sebesar Rp1.743,6 triliun.
Belanja negara Rp2.750 triliun dengan keseimbangan primer Rp633,1 triliun. Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2021 defisit Rp1.006,3 triliun atau 5,7 persen.
Sementara untuk asumsi makro tahun depan, pertumbuhan ekonomi disepakati 5 persen. Laju inflasi 3 persen. Untuk nilai tukar, dipatok Rp14.600 dengan tingkat suku bunga SBN 10 tahun sebesar 7,29 persen.
Pada Agustus lalu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu mengatakan dengan asumsi defisit 6,34 persen, maka posisi utang Indonesia terhadap PDB akan mencapai 37,6 persen tahun ini.
"Ini memang menjadi risiko dan harus selalu dipantau," kata Febrio dalam diskusi virtual, Rabu (19/8/2020).