Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sri Mulyani: Pandemi Berlanjut Tahun Depan, Ketidakpastian Masih Membayangi

Target pertumbuhan ekonomi pada 2021 dipatok senilai 5 persen. Angka ini merupakan jalan tengah dari target dalam RAPBN 2021 yang semula dipasang di kisaran 4,5 - 5,5 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan saat peluncuran progam penjaminan pemerintah kepada padat karya dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional di Jakarta, Rabu (29/7/2020). Bisnis
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan saat peluncuran progam penjaminan pemerintah kepada padat karya dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi nasional di Jakarta, Rabu (29/7/2020). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa ketidakpastian masih akan menghantui perekonomian Indonesia pada 2021.

Menkeu mengatakan ketidakpastian itu terjadi karena masih berjalannya penyebaran Covid-19 hingga tahun depan dan berbagai upaya pemerintah untuk menanggulangi pandemi yang telah merusak sendi-sendi ekonomi.

"Maka kondisi 2021 diprediksikan akan tetap diliputi ketidakpastian," kata Sri Mulyani dalam rapat paripurna, Selasa (29/9/2020).

Target pertumbuhan ekonomi pada 2021 dipatok senilai 5 persen. Angka ini merupakan jalan tengah dari target dalam RAPBN 2021 yang semula dipasang di kisaran 4,5 - 5,5 persen. Meski sebagian pihak menilai angka 5 persen terlalu optimistis, tetapi pemerintah dan DPR cukup yakin angka ini bisa terealisasi.

Apalagi, lanjut Sri Mulyani, lembaga-lembaga internasional seperti OECD, IMF, Bank Dunia, Asian Development Bank memprediksi akan terjadi pemulihan ekonomi secara global.

Kendati demikian, dia tetap mengingatkan bahwa risiko ketidakpastian ini perlu dikelola dengan kehati-hatian. Hal ini diperlukan supaya dampak negatif pandemi tetap dapat dimitigasi atau diminimalkan supaya pemulihan baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi tetap berjalan secara bertahap namun pasti.

Sri Mulyani menambahkan APBN 2021 akan menjadi salah satu instrumen utama dalam melanjutkan penanganan di bidang kesehatan, melindungi masyarakat yang rentan, dan dalam mendukung proses pemulihan perekonomian nasional pada tahun 2021.

Oleh karena itu, dukungan ekspansi fiskal untuk menanggulangi Covid-19 dan dampak sosial-ekonominya, dilakukan secara extra-ordinary sejak tahun ini dan akan berlanjut pada  2021.

"Hal ini tentu akan membawa konsekuensi beban yang sangat besar terhadap ketahanan dan keberlanjutan APBN sebagai instrumen fiskal," tukasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper