Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Akhir Tahun, AP II Proyeksi Jumlah Penumpang Tak Tembus 70 Juta

Pandemi Covid-19 menyebabkan terjadinya perubahan konstelasi dalam komposisi struktur penumpang tahun ini. Khususnya, penumpang internasional yang tergerus signifikan.
Sejumlah penumpang pesawat melakukan lapor diri di konter chek in Terminal 1 B Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (26/5/2019)./ANTARA-Muhammad Iqbal
Sejumlah penumpang pesawat melakukan lapor diri di konter chek in Terminal 1 B Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (26/5/2019)./ANTARA-Muhammad Iqbal

Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura II memproyeksikan jumlah penumpang baik dari rute domestik maupun internasional hingga akhir tahun ini tidak akan mencapai lebih dari 70 juta penumpang.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menuturkan selama tiga tahun terakhir pergerakan penumpang di bandara kelolaannya mencapai jumlah tertinggi pada 2018 dengan total 208 juta penumpang.

Menurutnya dengan adanya pandemi, terjadi perubahan konstelasi dalam komposisi struktur penumpang tahun ini. Khususnya, penumpang internasional yang tergerus signifikan.

Selama ini, paparnya, perbandingan pergerakan penumpang domestik dan internasional mencapai 80 persen berbanding dengan 20 persen. Namun tahun ini, dia memperkirakan jumlah penumpang internasional hanya akan mencapai sebesar 13 persen.

"Pergerakan pada 2020 menjadi berbeda karena pandemi, forecast kami dari berbagai sumber tahun ini tidak menembus di atas 70 juta pergerakan terdiri 61 juta dan hampir 8 juta penumpang internasional," ujarnya, Minggu (27/9/2020).

Berdasarkan data AP II sebanyak 13 bandara internasional yang dikelolanya selama ini total melayani 215 total negara asal wisman dengan 2,75 juta Wisman. Selain itu juga sebanyak 80 Rute Langsung Internasional.

Namun, khusus untuk Bandara Soekarno Hatta melayani sebanyak total 207 negara asal dengan wisman sebanyak 2,42 juta orang serta 48 rute langsung internasional.

Saat ini sebagai operator pelat merah, AP II juga tengah mengatur ulang agar bandara Soekarno - Hatta (CGK) maupun Banadara Kualanamu (KNO) harus melalui tahapan kritis untuk mewujudkan visinya sebagai hub.

Sementara itu Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Umiyatun Hayati Triastuti mengatakan berbagai kajian secara rutin telah dilakukan oleh tim peneliti yang terdiri dari akademisi lintas disiplin mengenai optimalisasi kinerja dan strategi pemulihan bisnis sektor trasnportasi udara.

Akhir Tahun, AP II Proyeksi Jumlah Penumpang Tak Tembus 70 Juta

Suasana terminal 2 Bandara Soekarno-Hatta pada Kamis (15/5/2020) siang, tampak sepi setelah sempat terjadi antrean penumpang tanpa jarak yang berisiko terjadi penularan Covid-19 pada Kamis (14/5/2020) pagi. JIBI/Bisnis-Abdul Azzam

Dia mengatakan dengan diberlakukannya protokol kesehatan dan tindakan preventif lockdown telah mengakibatkan penerbangan internasional mengalami penurunan secara drastis.

Pada April hingga Mei 2020 misalnya, terdapat penurunan demand sebesar 80,23 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya 13,21 persen. Walau sempat terjadi rebound beberapa waktu lalu, akan tetapi masih berada di atas angka 60 persen.

Saat ini transportasi udara berperan sebagai industri vital baik sebagai sumber maupun sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Adanya penurunan permintaan sektor transportasi udara mengakibatkan menurunnya Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar 0,18 persen, konsumsi rumah tangga sebesar 0,55 persen, dan pendapatan tenaga kerja sebesar 0,54 persen.

Selain itu, terdapat beberapa sektor lain yang juga terdampak akibat menurunnya output sektor transportasi udara, diantaranya sektor perhotelan (13,58 persen), manufaktur (-12,36 persen), dan sektor perdagangan/jasa (-6,44 persen).

Dalam kajiannya, Kemenhub telah menemukan adanya pola perubahan perilaku pengguna jasa transportasi udara. Hal ini dikarenakan keinginan masyarakat untuk menjaga keselamatan diri dari ancaman Covid-19.

Oleh karena itu perlu ada upaya mengembalikan perilaku pengguna jasa transportasi udara dengan mengubah persepsi dan opini publik, dengan cara melakukan komunikasi antara pemerintah dengan masyarakat, edukasi tekonologi pendukung kesehatan seperti HEPA, dan pemasangan fasilitas sanitasi secara ekstensif.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper