Bisnis.com, JAKARTA – Nasib maskapai penerbangan nasional dinilai masih lebih baik ketimbang maskapai internasional lainnya karena masih ditopang oleh rute domestik.
Pemerhati penerbangan yang juga anggota ombudsman RI Alvin Lie mengatakan maskapai nasional memiliki ketahanan kinerja yang lebih panjang karena masih ditopang oleh pergerakan rute-rute domestik.
“Saat ini rata-rata yang mengandalkan rute internasional rata-rata sudah tumbang semua. Indonesia masih tertolong rute domestik,” jelasnya, Rabu (16/9/2020).
Selain itu, Alvin juga menilai negara lain yang sudah membuka penerbangan internasionalnya secara bertahap juga masih terbatas dan bukan untuk penerbangan pariwisata. China misalnya sudah membuka penerbangan langsung ke Beijing dan menyusul ke Wuhan pada akhir bulan ini.
Namun, dia merasa dengan kondisi penularan Covid-19 makin tak terkendali dan Jakarta kembali mengetatkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), maskapai nasional akan berpikir ulang untuk membuka rutenya ke Wuhan.
Dia berpendapat hingga kini rasanya belum ada yang mau berwisata ke Indonesia. Selain itu dengan membuka rute internasional juga harus menyiapkan diri menghadapi opini publik yang berpotensi kuat menentang dan bersiap menghadapi konsekuensi dari sisi politik.
Baca Juga
Tidak memiliki pasar domestik yang kuat juga menjadi alasan Singapore Airlines melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada 2.400 karyawannya. Jumlah pengurangan tenaga kerja ini sudah ditekan dari rencana sebelumnya sekitar 4.300 karyawan.
CEO Singapore Airlines Choon Phong mengakui dibandingkan dengan kebanyakan maskapai besar lain di dunia, posisinya lebih rentan karena tidak memiliki pasar domestik. Dia menyebutkan seperti yang diproyeksikan maskapai yang memiliki rute domestik bisa mengalami pemulihan lalu lintas udara yang diharapkan jauh lebih cepat.
Namun memang jalan menuju pemulihan tersebut masih panjang dan penuh dengan ketidakpastian.