Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri gula rafinasi memproyeksi kebutuhan gula untuk industri pada kuartal IV/2020 sebanyak 800.000 ton.
Ketua Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI) Bernardi Dharmawan mengatakan stok gula kristal rafinasi atau GKR per akhir Agustus di pabrik produsen masih dalam perhitungan. Pada bulan sebelumnya, stok masih berkisar 600.0000 ton, penyerapan dari industri pengguna sendiri sedikit berkurang meski masih berjalan.
"Kalau sesuai target kebutuhan kuartal IV/2020 atau Oktober, November, dan Desember sebesar 800.000 dan izin impor sudah terbit," katanya kepada Bisnis, Rabu (16/9/2020).
Bernardi mengemukakan di tengah kondisi pandemi ini industri GKR telah menyesuaikan dengan protokol kesehatan sehingga ada penambahan biaya di fasilitas kesehatan yakni pengadaan masker dan sanitizer serta ekstra disinfektan, hingga penambahan area untuk pengaturan physical distancing.
Artinya, kendala secara signifikan tidak ada. Hanya saja Bernardi berharap dengan kondisi saat ini akan muncul industri baru yang inovatif agar tidak tergantung dengn kondisi yang dihadapi saat ini.
Saat ini, lanjut Bernardi, pabrikan sudah kembali fokus melayani kebutuhan industri. Peminjaman raw sugar untuk membantu memenuhi kebutuhan gula konsumsi 235.000 ton pada akhir kuartal I/2020 lalu pun sudah dikembalikan sepenuhnya.
Baca Juga
Adapun, angka importasi gula tahun ini sekitar 1,6 juta impor untuk memenuhi kebutuhan 3,2 juta setahun. Angka itu sesuai hasil Rakortas. Produksi GKR 2019 lalu sekitar 2,8 juta dan penyerapan di atas itu termasuk stok dari 2018.