Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daya Beli Rendah, Ini Proyeksi Inflasi Agustus 2020 dari Maybank Indonesia

Kepala Ekonom Maybank Indonesia Juniman memprediksi inflasi Indonesia pada Agustus 2020 sebesar 0,03 persen secara month-to-month(mtm). Sementara proyeksi inflasi tahunan adalah 1,4 persen secara year-on-year (yoy).
Pedagang menata barang dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Senin (4/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pedagang menata barang dagangannya di Pasar Senen, Jakarta, Senin (4/5/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Inflasi Indonesia pada Agustus 2020 diperkirakan masih akan rendah seiring dengan daya beli masyarakat yang belum pulih dari pandemi virus corona.

Kepala Ekonom Maybank Indonesia Juniman memprediksi inflasi Indonesia pada Agustus 2020 sebesar 0,03 persen secara month-to-month (mtm). Sementara proyeksi inflasi tahunan adalah 1,4 persen secara year-on-year (yoy). Sementara itu, inflasi inti diperkirakan pada angka 2 persen secara (yoy) dan 0,29 persen (mtm).

Juniman mengatakan, lemahnya inflasi disebabkan oleh daya beli masyarakat yang belum pulih sepenuhnya dari pandemi virus corona. Hal tersebut membuat permintaan barang mengalami perlambatan dan harga-harga sulit naik.

Menurutnya, inflasi pada bulan ini mayoritas ditopang oleh harga emas. Dalam beberapa waktu belakangan, harga emas mengalami kenaikan yang juga dibarengi dengan melemahnya nilai tukar rupiah.

“Porsi inflasi emas kepada inflasi secara keseluruhan adalah sekitar 0,05 persen hingga 0,1 persen,” katanya saat dihubungi Bisnis, pada Jumat (28/8/2020).

Selain itu, dia juga melihat kenaikan serupa dari biaya pendidikan. Pasalnya, bulan Juli – Agustus merupakan awal tahun ajaran baru di mana masyarakat mengeluarkan uang untuk pendaftaran sekolah atau universitas.

Di sisi lain, lemahnya permintaan membuat kebanyakan bahan makanan yang menjadi indikator akan mengalami deflasi. Hal tersebut juga disebabkan oleh kenaikan pasokan bahan makanan seperti cabai, bawang merah, dan beras yang tengah memasuki masa panen.

“Kenaikan hanya terlihat pada buah-buahan yang naik 0,01 persen. Sementara, bawang merah cenderung stagnan dan beras tetap stabil di kisaran 0,01 persen,” lanjutnya.

Menurut Juniman, untuk menggenjot daya beli masyarakat, pemerintah perlu lebih cepat merealisasikan bantuan tunai, utamanya pada kelompok masyarakat berpendapatan rendah. Pasalnya, segmen konsumen tersebut merupakan yang paling terdampak dari adanya pandemi virus corona.

Selain itu, pemerintah juga perlu membuka lapangan kerja padat karya secepat dan sebanyak mungkin. Hal tersebut dilakukan guna menyerap tenaga kerja dari sektor informal serta meningkatkan daya beli masyarakat karena adanya upah yang diterima para pekerja.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper