Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Properti Asia Pasifik Diprediksi Pulih Paruh Pertama 2021

Bisnis properti di kawasan Asia Pasifik diperkirakan mulai pulih pada semester pertama tahun depan setelah tertekan akibat pandemi virus Covid-19.
Pengendara motor melintasi jalan di dekat bangunan hunian yang sedang dibangun di Ningde, Provinsi Fujian, China./Bloomberg/Qilai Shen
Pengendara motor melintasi jalan di dekat bangunan hunian yang sedang dibangun di Ningde, Provinsi Fujian, China./Bloomberg/Qilai Shen

Bisnis.com, JAKARTA – Konsultan properti internasional JLL memproyeksikan aktivitas transaksi real estat di Asia Pasifik bangkit kembali pada paruh pertama tahun depan.

CEO Capital Markets Asia Pacific JLL Stuart Crow mengatakan saat ini para investor menahan untuk tidak melakukan transaksi jual beli properti karena pandemi Covid-19.

Ketidakpastian dengan lingkungan dan ekonomi yang disebabkan oleh wabah telah membuat mereka lebih sulit untuk mengeluarkan modal sehingga mendorong investor untuk mengubah strategi.

Dalam survei yang dilakukan JLL, sebesar 84 persen percaya bahwa volume investasi akan meningkat pada paruh kedua 2020. Namun, analisis lebih mendalam mengungkapkan 32 persen berharap pemulihan pada paruh kedua tahun ini, sementara 52 persen mengantisipasi pemulihan pada paruh kedua tahun ini.

Transaksi investasi komersial turun 94 persen dari Januari hingga Mei di Asia Pasifik. Aktivitas diperkirakan rebound dalam 6 hingga 12 bulan mendatang, dengan sebagian besar investor memilih Australia, China, Jepang, dan Korea Selatan sebagai pasar yang akan mengalami peningkatan aktivitas pada 2021.

"Interaksi kami dengan klien memperkuat pandangan bahwa investor akan terus mencari lokasi dan sektor yang defensif di mana pengalaman penagihan sewa terbukti positif," ujarnya dalam siaran pers pada Jumat (28/8/2020).

Jepang dan Korsel tetap tinggi dalam preferensi untuk klien, seperti halnya sektor properti, ritel, dan logistik.

"Ketika aktivitas transaksional meningkat dan kantong-kantong nilai muncul dari krisis, kami memperkirakan investor akan naik ke kurva risiko," tuturnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper