Bisnis.com, JAKARTA - Tepat 21 Desember 2018, PT Indonesia Asahan Aluminium atau lebih dikenal dengan PT Inalum (Persero), salah satu BUMN pertambangan Indonesia, resmi merampungkan pembelian sebagian saham PT Freeport Indonesia (PTFI). Segenap anak bangsa tentu menyambut dengan penuh sukacita momen itu, karena menjadikan Indonesia penguasa saham mayoritas di salah satu perusahaan tambang tembaga ke-2 terbesar di dunia tersebut.
Di sisi lain momen itu juga semakin melengkapi besarnya manfaat keberadaan PTFI bagi bangsa Indonesia selama ini. Pasalnya, mega proyek tambang kelas dunia itu juga telah dikerjakan oleh 97% orang Indonesia dari berbagai wilayah di Tanah Air.
Kini, pada 2020, selaras dengan tema HUT Kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia bertajuk ‘Indonesia Maju’, PTFI kembali menunjukkan dukungan perusahaan dengan terus berkontribusi bagi Indonesia, termasuk bersama menghadapi pandemi Covid 19.Kontribusi yang diwujudkan di berbagai aspek itu, semakin nyata terlihat setelah 51% saham PTFI resmi dimiliki Pemerintah Indonesia di bawah naungan Inalum atau MIND ID.
Clayton Allen Wenas atau akrab disapa Tony Wenas, Presiden Direktur PTFI mengatakan bahwa pandemi mengharuskan seluruh elemen masyarakat untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru.Selain agar bersama dapat membantu menekan tingkat penyebaran virus, juga guna mendukung kemajuan Indonesia di berbagai aspek.
“Situasi ini pun mendorong PTFI untuk terus bertransformasi, baik dari sisi operasional maupun kontribusi,” ujanya, Senin (17/8).
Sejumlah transformasi tersebut di antaranya adalah dengan membuat prosedur dan sistem rotasi kerja yang lebih fleksibel (kerja dari rumah bagi karyawan Jakarta) serta mengurangi jumlah orang di area operasi dalam satu waktu kerja yang sama, sehingga mampu memperkuat perlindungan kesehatan dan keselamatan karyawan.
“Melalui prosedur dan sistem ini, kegiatan operasi kami berjalan normal dan aman,” tutur Tony.
Kinerja Meningkat
Pada semester pertama 2020, produksi tembaga mencapai 321 juta pon atau meningkat 18,88% yoy, sementara produksi emas mencapai 341.000 ons atau tumbuh 7,91% yoy. Dari sisi non-operasi, tingkat produktivitas karyawan pun meningkat.
“Hal ini menunjukkan bahwa keluarga besar PTFI siap menyambut proses adaptasi kebiasaan baru,” lanjut Tony.
Hasil ini membantu PTFI untuk ikut terus menggerakkan roda perekonomian, menjaga kestabilan industri, dan meningkatkan kesejahteraan komunitas di sekitar wilayah kerja perusahaan.
Sepanjang pandemi melanda, PTFI terus menjaga 29.201 lapangan kerja bagi karyawan dan kontraktor perusahaan, serta memberi bantuan sosial kepada masyarakat sekitar area kerja yang terdampak yang mencapai lebih dari Rp21 miliar.
Selain itu, PTFI juga menyediakan fasilitas kesehatan bagi karyawan dan masyarakat di sekitar area operasi perusahaan, seperti menyediakan alat rapid test dan PCR test, menambah kamar perawatan dan isolasi di Rumah Sakit Tembagapura dan Klinik Kuala Kencana, serta membangun fasilitas laboratorium pengujian RT-PCR.
Bantuan lain yang diberikan, seperti memfasilitasi pengiriman bantuan kebutuhan medis, pengiriman bantuan bahan makanan, dan pengiriman peralatan kesehatan yang dibutuhkan dalam penanganan Covid-19. Baru-baru ini (7/8), PTFI juga memfasilitasi pengiriman 70 ventilator atau alat bantu pernapasan dari University of Rhode Island (URI), Amerika Serikat untuk diserahkan kepada Pemprov Papua.
Seluruh inisiatif itu memperkuat kontribusi PTFI sepanjang 1992 – 2019 yang telah mencapai sebesar US$45,8 miliar (setara Rp664,1 triliun) terhadap perekonomian Indonesia. Masih ada lagi dana yang telah dialokasikan sebesar US$1,73 miliar (setara Rp25,1 miliar) guna mewujudkan berbagai program.
Mulai dari program pengembangan, dan pemberdayaan masyarakat, hingga melakukan pembangunan infrastruktur seperti lebih dari 3.000 rumah dan penyediaan aliran listrik bagi masyarakat di sekitar area kerja perusahaan.
Terhitung, sejak 2019 sampai dengan 2041, PTFI pun telah menganggarkan dana investasi senilai US$15,1 miliar (setara Rp218,9 triliun) untuk pengembangan kegiatan operasi dan penguatan kontribusi bagi Indonesia maju, agar dapat mencapai target baru PTFI di tengah pandemi, yaitu produksi aman dan berkelanjutan.
Nilai Perusahaan
Menurut Tony, salah satu faktor utama pendukung keberhasilan PTFI dalam memberikan kontribusi di tengah pandemi adalah adanya nilai-nilai perusahaan yang dijunjung tinggi oleh seluruh karyawan.
Nilai tersebut dikenal sebagai SINCERE (Safety – Integrity – Commitment – Respect – Excellence).
Menurut Tony, perjalanan panjang PTFI selama lebih dari 50 tahun terakhir tidak lepas dari aneka tantangan. Meski demikian, PTFI mampu mengatasi berbagai tantangan tersebut. “Dan menorehkan sejumlah pencapaian berkat nilai-nilai perusahaan yang diadaptasi secara baik oleh seluruh karyawan,” katanya.
Oleh karena itu, bertepatan dengan HUT ke-75 Republik Indonesia, PTFI memperkuat kembali penerapan SINCERE dengan menyelenggarakan rangkaian aktivitas virtual yang dapat mengingatkan mengenai pentingnya SINCERE, sehingga transformasi PTFI di tengah pandemi dapat berjalan lancar.
Pihaknya berharap pandemi Covid-19 dapat segera teratasi dengan baik supaya lebih leluasa lagi dalam berproduksi secara sustainable dengan cara yang sesuai corporate value PTFI, Sincere.
Rhenald Kasali, Founder Rumah Perubahan menilai bahwa perjalanan panjang PTFI melalui berbagai tantangan adalah bukti kekuatan akan nilai-nilai yang ditanamkan. “Pencapaian-pencapaian yang diraih perusahaan tidak lepas dari peran dan kontribusi seluruh karyawan yang memegang teguh nilai-nilai SINCERE sehingga tercipta budaya korporasi yang mumpuni dan mendukung terciptanya iklim kerja yang kondusif, “ paparnya.
Menurut Rhenald tantangan akan selalu hadir, penguatan nilai SINCERE di tengah pandemi adalah hal yang tepat untuk dapat membangun solidaritas dan kebersamaan. “Dengan demikian dapat saling menguatkan dan mampu menghadapi setiap tantangan, “ ujarnya.