Bisnis.com, JAKARTA - PT Samudera Indonesia Tbk. (SMDR) berupaya bertahan dari "badai" dampak pandemi Covid-19 dengan memanfaatkan peluang kurangi operasi kapal sewaannya. Walaupun, pendapatan turun 10 persen, SMDR tetap mampu bertahan.
Direktur Utama Samudera Indonesia Bani Maulana Mulia mengaku menghadapi badai adalah makanan sehari-hari perusahaannya, bahkan menempuh badai dan menghadapi bajak laut secara langsung pun sudah pernah terjadi.
"Menempuh badai sudah jadi kondisi yang mesti dihadapi ada atau tidaknya Covid-19, kami harus siap hadapi ombak perubahan angin dari arah bermacam-macam. Saat ini, pendapatan turun 10 persen dari pelayaran internasional," paparnya, Selasa (11/8/2020).
Dia menyebut perusahaannya sudah sejak lama mengawasi terjadinya fluktuasi volume pengiriman. Menghadapi pandemi ini, volume kontainernya pun turut tergerus 10 persen.
Bani bercerita karena sudah terbiasa dengan fluktuasi volume tersebut, pihaknya tetap berhati-hati dan pemanfaatan kapal tetap dapat terisi dan mengoperasikan kapal secara kombinasi aset, kapal sewaan dan kapal yang dimiliki perusahaan.
"Mindset saya pelayaran juga begitu, konsep saat ini winning factor saat ini revenue turun 10 persen internasional, volume listing container 10 persen. Kami bisa fleksibel melepaskan kapal charter, re-deploy atau off hire dari jasa kami," paparnya.
Baca Juga
Sementara itu, pihaknya juga dapat mengoptimalkan operasi kapal dari 5 kapal dikurangi menjadi 2 kapal. Penutupan pelabuhan seperti di India, pihaknya mengalihkan operasi kapal di sana.
"Ini ada fleksibilitas dari situ, ada long term dan sort term charter. Ini faktor kunci ketika survive kondisi dan fluktuasi permintaan saat ini," ujarnya.
Dia juga menekankan operasinya 90 persen lebih aktivitas pelayaran laut dan kargo dan hanya sebagian kecil menyentuh transportasi penumpang. Aktivitas penumpang yang dikelolanya, yakni menyediakan SDM bagi kapal pesiar yang beroperasi di luar negeri.