Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tumbuh Positif, Pemerintah Perlu Permudah Investasi Sektor Pertanian

Seperti yang tergambarkan dalam laporan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), pertanian menjadi satu-satunya sektor di antara lima lapangan usaha penopang utama produk domestik bruto yang tumbuh positif pada kuartal II 2020.
Petani membajak sawahnya menggunakan traktor tangan di Desa Porame, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (18/4/2020). - Antara
Petani membajak sawahnya menggunakan traktor tangan di Desa Porame, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (18/4/2020). - Antara

Bisnis.com, JAKARTA-Pemerintah dinilai perlu mendorong investasi di sektor pertanian guna mengoptimalisasi peran lapangan usaha ini terhadap perekonomian.

Seperti yang tergambarkan dalam laporan terbaru Badan Pusat Statistik (BPS), pertanian menjadi satu-satunya sektor di antara lima lapangan usaha penopang utama produk domestik bruto yang tumbuh positif pada kuartal II 2020.

Data BPS menunjukkan bahwa sektor pertanian tumbuh 2,19 persen, sementara empat sektor lainnya tumbuh negatif yakni industri (-6,19 persen), perdagangan (-7,57 persen), konstruksi (-5,39 persen) dan pertambangan (-2,72 persen). Kontribusi pertanian pun meningkat dari 13,57 persen pada kuartal II 2019 menjadi 15,46 persen pada kuartal II 2020. 

“Pertumbuhan ini menunjukkan bahwa sektor pertanian cukup resilien selama masa krisis seperti pandemi Covid-19. Di saat kinerja sektor lain terhambat akibat implementasi PSBB dan berbagai pembatasan terkait Covid-19, sektor pertanian dan rantai pasoknya dikecualikan dari PSBB. Walaupun tetap terkena dampak dari pemeriksaan di pos-pos check point, pangan merupakan kebutuhan pokok yang ketersediaannya diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan konsumen,” kata peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Felippa Ann Amanta dalam keterangan tertulis, Rabu (5/8/2020).

Menurutnya, pertumbuhan sektor pertanian dipengaruhi oleh beberapa hal. Pertama, sektor pertanian memproduksi makanan sebagai kebutuhan primer sehingga permintaan cenderung tetap stabil. Untuk beberapa komoditas yang bukan makanan pokok seperti peternakan, ada penurunan sebesar 1,83 persen y-o-y. Namun untuk komoditas pertanian lainnya tetap meningkat.

Kedua, lanjut Felippa, sektor pertanian cenderung lebih mudah beradaptasi dengan protokol kesehatan dibandingkan dengan sektor lain. Kegiatan di sawah dan lingkungan terbuka dan kemampuan menjaga jarak saat bertani membuat risiko penularan Covid-19 di sektor pertanian secara umum lebih rendah dibandingkan dengan sektor lainnya.

Untuk itu, Felippa berpendapat peningkatan investasi ke sektor pertanian diperlukan untuk menjaga dan mendorong pertumbuhan sektor ini. Asian Development Bank mencatat investasi di sektor pertanian Indonesia sebesar Rp400 triliun yang sebagian besar berasal dari petani di 2016. Investasi asing hanya menyumbang kurang dari 5 persen.

“Masuknya investasi dapat membantu membentuk sektor pertanian yang resilien dan berkelanjutan melalui pendanaan riset dan pengembangan, teknologi, maupun pengembangan kapasitas sumber daya masyarakat,” ujarnya.

Peraturan yang berlaku selama ini dinilainya tidak ramah terhadap masuknya investasi di sektor pertanian, salah satunya di subsektor hortikultura. UU Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura di Pasal 33 membatasi penggunaan sarana hortikultura dari luar negeri dan mensyaratkan keharusan untuk mengutamakan sarana yang mengandung komponen hasil produksi dalam negeri.

Dalam Pasal 100 di Undang-Undang yang sama, penanaman modal asing pun dibatasi hanya untuk usaha besar hortikultura dengan jumlah modal paling besar 30 persen. Penanam modal asing juga wajib menempatkan dana di bank dalam negeri sebesar kepemilikan modalnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper