Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Tak Perlu Takut Naik Transportasi Umum saat Pandemi

Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) membeberkan alasan orang tidak perlu lagi takut untuk menggunakan transportasi umum pada masa adaptasi kebiasaan baru (AKB).
Suasana didalam bus transjakarta sepi penumpang di Cibubur, Jakarta, Selasa (17/3/2020). Bisnis/Abdurachman
Suasana didalam bus transjakarta sepi penumpang di Cibubur, Jakarta, Selasa (17/3/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Penggunaan transportasi umum pada masa adaptasi kebiasaan baru (AKB) masih rendah, walaupun ada kenaikan. Masyarakat disebut belum percaya diri bertransportasi padahal, hingga kini tidak ada klaster penularan Covid-19 di angkutan umum.

Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Harya S. Dillon menuturkan hingga kini memang masih banyak kabar buruk terkait Covid-19, seperti kurva infeksi masih terus naik seiring pelaksanaan PSBB transisi.

Selain itu, terangnya, muncul pula klaster penularan Covid-19 di perkantoran yang membuat kekhawatiran masyarakat semakin meningkat. Namun, dia mencatat hingga PSBB transisi Jabodetabek diperpanjang hingga 3 kali belum ada klaster transportasi.

"Good news, tak ada klaster transportasi, petugas frontliner Transjakarta juga terdeteksi di situ tidak ada terkena Covid-19, kami tidak melihat ada klaster penularan di komunitas pengguna angkutan umum, dan di frontliner angkutan umum," jelasnya dalam konferensi pers virtual, Selasa (4/8/2020).

Dia menyebut pada April 2020, Gubernur Jawa Barat aktif melakukan rapid test di Commuter Line, tetapi hasilnya masih di bawah level positivity rate nasional. Menurutnya, tidak adanya klaster angkutan umum menunjukan protokol kesehatan cukup berhasil, dibandingkan dengan klaster-klaster kantor yang menunjukkan hal sebaliknya.

Di sisi lain, calon penumpang pun memang masih belum merasa nyaman bertransportasi menggunakan angkutan umum. Menurutnya, hal ini menjadi pekerjaan rumah pemerintah daerah seperti DKI Jakarta dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), serta operator transportasi yang terkait.

"Pemprov DKI Jakarta ini owner Transjakarta dan MRT, dan Kemenhub [terkait KRL], mesti aktif menyampaikan temuan, kami lakukan testing ke karyawan kami, tapi positivity rate jauh di bawah nasional," paparnya.

Pasalnya, sejauh ini hanya standar prosedur protokol kesehatan saja yang terus disampaikan. Operator harus berani melakukan deteksi dini Covid-19 dan mengumumkannya, sehingga cukup meningkatkan percaya diri masyarakat bertransportasi umum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper