Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Perindustrian mengklaim telah mempersiapkan persiapan khusus terkait kawasan industri Batang, Jawa Tengah.
Adapun, pemerintah akan menjadikan persiapan kawasan industri Batang sebagai percontohan pada pembangunan kawasan industri lainnya.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menargetkan pembangunan infastruktur di sekitar kawasan industri Batang rampung pada akhir tahun ini. Adapun, infrasturktur yang dimaksud adalah jalan, pengolahan limbah, pelabuhan, pengolahan air, dan sebagainya.
"Pemerintah akan memberikan insentif. Kemungkinan besar [salah satu insentifnya] untuk penggunaan lahan, yaitu 10 tahun free of charge," ujarnya, Selasa (4/8/2020).
Agus optimistis insentif tersebut dapat menarik calon-calin investor untuk masuk ke dalam negeri dan menanamkan dananya di Batang. Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat ada 136 industri yang berpotensi untuk menanamkan dananya di dalam negeri.
Secara rinci, BKPM mendata ada 17 pabrikan yang akan memiliki intensi untuk melakukan relokasi dengan total nilai US$37 miliar dengan potensi serapan tenaga kerja hingga 112.000 orang.
Sementara itu, ada 119 investor potensial yang dapat menanamkan dananya di dalam negeri dengan total investasi US$41,39 miliar dan dapat menyerap 162.000 tenaga kerja.
Baca Juga
Adapun, lahan yang akan digunakan untuk menjadi kawasan industri Batang merupakan lahan milik PT Perkebunan Negara (PTPN) IX seluas 4.300 hektare.
Kawasan industri tersebut akan dibagi menjadi enam kawasan dalam tiga klaster yakni kawasan industri makanan dan minuman, kawasan pergudangan dan industri elektronika, kawasan peneilitan dan komesil, kawasan industri kimia, kawasan industri tekstil dan baterai, dan kawasan otomotif dan komponen otomotif.
Pada tahap pertama, kawasan yang akan pertama dibangun adalah kawasan industri tekstil danbaterai seluas 450 hektare. Agus menyatakan konsep pembangunan dan stimulus pada kawasan industri batang akan diterapkan pada pembangunan kawasan industri Subang.
Adapun, kawasan industri Subang direncanakan akan menggunakan lahan milik PTPN VIII seluas 2.000 hektare. Kemenperin menilai kawasan industri Subang lebih siap dibangun daripada kawsan industri Batang lantaran infrastruktur yang saat ini bisa digunakan.
Agus menilai pembangunan kawasan industri di dalam negeri menjadi penting lantaran erbanding lurus dengan penambahan pertumbuhan ekonomi nasional. Menurutnya, pembangunan kawasan industri seluas 1.000 hektare akan menambah pertumbuhan ekonomi sebesar 1 persen.
"Ini yang membuat penting penyediaan lahan untuk industri di mata pemerintah," ucapnya.
Adapun, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyatakan tujuan utama pihaknya dalam waktu dekat adalah penarikan investasi berorientasi peningkatan nilai tambah, pemerataan demografi ekonomi, dan inklusifitas ekonomi. Oleh karena itu, salah satu fokus BKPM dalam waktu dekat adalah investasi yang memungkinkan transfer teknologi.
"Investasi yang dibutuhkan sekarang ini [yang memungkinkan transfer] teknologi dan yang berorientasi ekspor. Tapi, pada saat ersamaan kita butuh investasi yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Sekarang, yang penting [ada] inestasi masuk dan [menciptakan] lapangan pekerjaan," ucapnya.
Plt. Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Nurul Ichwan menyatakan setidaknya ada empat strategi yang akan diterapkan BKPM dalma menarik investasi pada masa pandemi.
Pertama, memfasilitasi investasi eksisting untuk beroperasi. Kedua, memnfasilitasi potensi investasi yang belum terkesekusi dari investasi eksisting.
Ketiga, menarik investasi strategis baru. Keempat, menyedakan insentif untuk pabrikan eksisting yang sedang melakukan ekspansi.
Nurul mencatat saat ini setidaknya ada tujuh pabbrikan yang telah memutuskan untuk mereloasi pabrikannya ke dalam negeri dengan total investais mencapai US$850 juta dan penyerapan tenaga kerja hingga 30.000 orang.