Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Gabah Naik Tapi Beras Turun, Bansos Disebut Bikin Stabil

Menyitir laporan Badan Pusat Statistik (BPS), harga GKP di tingkat petani pada Juli berada di angka Rp4.788 per kilogram atau naik 1,44 persen dibandingkan dengan rata-rata harga pada Juni yakni Rp4.720 per kg.
Petani menjemur gabah hasil panen di Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Abdurachman
Petani menjemur gabah hasil panen di Cariu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (17/7/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA-Kenaikan harga gabah kering panen (GKP) dalam dua bulan terakhir disebut pelaku usaha perberasan tak serta-merta mengerek harga beras di tingkat konsumen.

Masih berlanjutnya penyaluran beras bantuan sosial menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan harga beras terus terjaga.

“Naiknya harga beras tidak sebanding dengan kenaikan harga gabah. Harga gabah sudah naik sejak beberapa waktu lalu namun harga beras cenderung stabil karena permintaan untuk bansos masih berlangsung,” ujar Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) Sutarto Alimoeso saat dihubungi, Senin (3/8/2020).

Menyitir laporan Badan Pusat Statistik (BPS), harga GKP di tingkat petani pada Juli berada di angka Rp4.788 per kilogram atau naik 1,44 persen dibandingkan dengan rata-rata harga pada Juni yakni Rp4.720 per kg. Kenaikan harga GKP terus terjadi sejak sempat menyentuh level terendah pada April lalu yakni Rp4.600 per kg.

Meski demikian, BPS melaporkan bahwa harga beras grosir dan eceran justru menunjukkan penurunan dalam dua bulan terakhir. Harga beras grosir pada Juli tercatat turun 0,09 persen dibandingkan dengan Juni 2020, tren penurunan pun terjadi pada harga beras grosir pada Juni yang lebih rendah 0,56 persen dibandingkan dengan harga pada Mei.

Sementara itu, pada beras eceran, penurunan pada Juni dan Juli masing-masing mencapai 0,14 persen dan 0,25 persen.

Menurut Sutarto, permintaan beras premium untuk bansos yang konstan sejak April mengakibatkan harga beras kualitas tersebut tak banyak beranjak dari harga eceran tertinggi (HET) sebagaimana diatur di Permendag Nomor 57/2017 tentang Penetapan Harga Eceran Tertinggi Beras.

Dalam beleid tersebut, HET beras premium di wilayah Jawa dipatok di angka Rp12.800 per kg, sementara beras medium dipatok Rp9.450 per kg.

“Tapi untuk beras medium tidak bisa mengikuti pergerakan harga tersebut karena harga gabah sudah di atas harga pembelian pemerintah,” lanjutnya.

Meski harga beras cenderung stabil, Sutarto berharap pemerintah dapat mengantisipasi kenaikan harga menyusul produksi beras pada masa kemarau. Menurutnya, harga gabah produksi pada masa gadu cenderung lebih tinggi karena kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan produksi musim rendeng.

“Karena curah hujan sedikit, kadar air gabah hasil panen juga lebih rendah sehingga hasilnya lebih bagus. Dan ini juga menjadi momentum bagi petani untuk mendapat hasil penjualan yang lebih baik,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper