Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BKPM: Tumbuh Tipis, Realisasi Investasi Semester I/2020 Capai Rp402,6 triliun

Dari total tersebut, investasi asing semester I/2020 mencapai 195,6 triliun. Sementara itu, investasi dalam negeri pada semester I/2020 tercatat sebesar Rp207,020 triliun.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan angka realisasi investasi langsung mencapai Rp402,6 triliun sepanjang semester I/2020.

Adapun, secara total, investasi pada semester I/2020 tumbuh tipis 1,8 persen dari periode yang sama tahun lalu. Dengan demikian, realisasi investasi pada semester I/2020 telah mencapai 49,3 persen dari target Rp817,6 triliun.

Dari total perolehan tersebut, investasi asing (penanaman modal asing/PMA) semester I/2020 mencapai 195,6 triliun. Angka ini turun 8,1 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, investasi dalam negeri (penanaman modal dalam negeri/PMDN) pada semester I/2020 tercatat sebesar Rp207,020 triliun atau tumbuh 13,2 persen dibandingkan semester I/2019.

Adapun, serapan tenaga kerja dari aliran investasi sepanjang semester I/2020 mencapai 566.194 pekerja dari 57.815 proyek.

"Angka ini bukan angka sulap, bukan sim salabim," ujar Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Selasa (22/7/2020).

Menurutnya, investasi di Indonesia masih tumbuh cukup baik di tengah pandemi karena pihaknya telah berupaya mengenjot investasi mangkrak sejak 2019 lalu.

Lebih lanjut, secara lokasi, pada semester I/2020, Jawa Timur menjadi tujuan utama investor dalam negeri. Sementara itu, investor luar negeri masih memilih Jawa Barat sebagai lokasi investasi.

Jika dilihat dari negara asal investasi asing, Singapura masih mendominasi dengan pangsa 34,4 persen atau US$4,7 miliar, disusul China 17,9 persen atau US$2,4 miliar.

Bahlil mengatakan investasi dari Singapura masih dominan meski negara tersebut mengalami resesi karena dana investasi Singapura yang masuk ke Indonesia merupakan dana dari luar negara tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Edi Suwiknyo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper