Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beleid Kemitraan Dorong Kesejahteraan Petani Tembakau

Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Kementerian Pertanian, Hendratmojo Bagus Hudoro mengatakan pihaknya akan menyelenggarakan public hearing terkait penyusunan draf peraturan kemitraan.
Petani merawat tanaman tembakau jenis Mantili di lereng gunung Sindoro Desa Canggal, Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (19/6/2020). Sebagian besar petani di kawasan lereng gunung Sindoro, gunung Sumbing dan gunung Prau saat ini menanam tembakau yang puncak panen rayanya akan berlangsung pada bulan Agustus mendatang. ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Petani merawat tanaman tembakau jenis Mantili di lereng gunung Sindoro Desa Canggal, Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah, Jumat (19/6/2020). Sebagian besar petani di kawasan lereng gunung Sindoro, gunung Sumbing dan gunung Prau saat ini menanam tembakau yang puncak panen rayanya akan berlangsung pada bulan Agustus mendatang. ANTARA FOTO/Anis Efizudin

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian mendorong kemitraan saling menguntungkan antara petani tembakau dan pelaku usaha dengan merevisi Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) No. 23 Tahun 2019 tentang Rekomendasi Teknis Impor Tembakau.

Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Kementerian Pertanian, Hendratmojo Bagus Hudoro mengatakan pihaknya akan menyelenggarakan public hearing terkait penyusunan draf peraturan kemitraan.

“Kami ingin sebelum diterapkan ada respon dari stakeholder. Tentunya ini sebagai bagian dari sosialisasi kebijakan. Kami menyadari, memang hasil akhirnya tidak bisa menyenangkan semua pihak. Yang pasti kami akan terus melakukan perbaikan,” ujar Bagus, dalam keterangan tertulis, Selasa (21/7/2020).

Menurutnya, public hearing tersebut ditargetkan dapat dilakukan secepatnya pada kuartal III, sekitar Juli-Agustus tahun ini.

Lebih lanjut, dia mendorong para petani, baik yang sedang dalam proses pembibitan hingga proses pemasaran, untuk bergabung dengan kemitraan agar tercapai sustainability dari hulu hingga hilir sektor IHT.

Di saat pandemi Covid-19 saat ini, lanjut Bagus, diperlukan langkah proaktif untuk menjalin kemitraan. Jika ada kesulitan benih, kemitraan bisa membantu petani dalam hal ketersediaan  benih. Kalau ada masalah pupuk, akan ada akses jika sudah menjalin kemitraan. 

“Ketika sulit dalam pembiayaan, jika semua syarat legalitas terpenuhi, petani bisa mengakses pembiayaan KUR. Kementan siap membantu memfasilitasi para petani secara kelembagaan,” tambahnya.

Dengan kemitraan, petani tembakau dapat memaksimalkan produktivitas sehingga petani tidak terbebani meskipun sektor ini tengah mengalami perlambatan.

Rifai, petani tembakau yang berdomisili di Malang, Jawa Timur, mengatakan untuk menghadirkan kebijakan kemitraan antara petani dan pengusaha, pemerintah berperan sebagai pengawas dalam pelaksanaan kemitraan tersebut.

“Pemerintah berperan sebagai pengawas dalam pelaksanaan kemitraan ini, serta menjembatani antara petani tembakau dan pihak perusahaan mitra,” ujarnya.

Terpisah, Medi Traji, petani tembakau di Temanggung, Jawa Tengah mengungkapkan manfaat dan pentingnya kemitraan. Petani mendapatkan kepastian harga, pendampingan dari perusahaan mitra, mulai dari pengolahan lahan hingga pascapanen. Di lain sisi, industri mendapat pasokan yang terus-menerus.

“Bergabung dengan kemitraan, ada kepastian yang kami rasakan. Masalah-masalah yang dihadapi mulai dari proses penanaman sampai penjualan, ada surveyor pendampingnya,” papar Traji yang menjalin kemitraan dengan salah satu pabrikan rokok.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper