Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor bakal mengkombinasikan moda transportasi bus-angkot dengan trem untuk menciptakan sistem angkutan penumpang yang terpadu.
Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengatakan untuk pengadaan moda transportasi trem saat ini sedang dilakukan studi kelayakan oleh konsultan. Koridornya direncanakan dari sekitar terminal Baranangsiang ke dekat Stasiun Bogor.
"Kami menyiapkan moda transportasi terpadu antara angkutan berbasis bus dan berbasis kereta. Penyiapan moda transportasi terpadu itu telah dicantumkan dalam RDTR [rencana detil tata ruang] Kota Bogor," kata Bima, Kamis (16/7/2020).
Dia menuturkan untuk pengadaan moda transportasi trem di jalan raya Kota Bogor ini membutuhkan investasi sangat besar, sampai triliunan rupiah. Rencana pembangunan moda transportasi trem ini juga akan disesuaikan dengan rencana pemerintah pusat membangun moda transportasi monorail atau kereta lintas rel terpadu (LRT) sampai ke Terminal Baranangsiang.
Pemerintah Kota Bogor, lanjutnya, merencanakan area parkir dan jalur lintas khusus sepeda yang bisa diintegrasikan dengan jalur bus dan perhentian trem.
Kemudian, untuk moda transportasi bus, Pemerintah Kota Bogor merencanakan, memberdayakan Bus Trans Pakuan yang selama ini dikelola oleh Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT), sebuah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang dibentuk oleh Pemerintah Kota Bogor.
Baca Juga
Menurut Bima Arya, Bus Trans Pakuan untuk sementara tidak beroperasi. Namun, Pemerintah Kota Bogor akan melakukan restrukturisasi organisasi PDJT dari BUMD menjadi Perusahaan Umum Daerah (Perumda), sehingga memungkinkan pihak ketiga berinvestasi.
Adapun, untuk penataan moda transportasi terpadu dan restrukturisasi organisasi PDJT, pihaknya telah mengusulkan Raperda tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas Angkutan Jalan, ke DPRD yang segera dibahas bersama.
"Pada restrukturisasi organisasi PDJT, Pemerintah Kota Bogor mengusulkan perubahan pada tiga bidang yakni, manajemen, modal, dan usaha untuk pengembangan bisnis," katanya.