Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia menilai industri vaporizer bisa menjadi jawaban penurunan tren serapan tembakau lokal beberapa tahun terakhir.
Kementerian Pertanian mencatat volume produksi tembakau nasional tumbuh pada tahun lalu dan diramalkan berlanjut pada tahun ini. Namun, serapan tembakau secara konsisten tumbuh negatif sejak 2017.
"Bila pemerintah terus mendukung kami [dengan cara] menetapkan regulasi yang baik dan market terus bertumbuh, saya yakin hanya soal waktu sampai [industri] nikotin cair ini dapat menjadi penghasilan yang baik bagi petani," kata Sekretaris Umum APVI Garindra Kartasasmita kepada Bisnis, Jumat (10/7/2020).
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) sebelumnya mencatat beberapa tahun terakhir sudah terjadi penurunan jumlah pabrikan industri hasil tembakau (IHT). Pada 2017, jumlahnya mencapai 487 pabrik, turun signifikan dari 2007 yang tercatat sebanyak 4.793 pabrik.
Garindra menyatakan bahwa pihaknya telah menjalin komunikasi dengan para petani tembakau untuk memasok tembakau terkait produksi nikotin cair lokal.
Akan tetapi, menurutnya, produksi nikotin cair domestik terhalang oleh setidaknya dua hal.
Baca Juga
Pertama, produksi nikotin cair di dalam negeri memerlukan regulasi yang jelas. Pemerintah sampai saat ini hanya mengatur terkait dengan cukai pada penjualan cairan vaporizer seperti tertuang pada Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 156/2018 terkait simplifikasi cukai tembakau.
Kedua, pabrikan masih belum menemukan hasil produksi nikotin cair yang sesuai, yakni berwarna jernih, tidak berbau, dan tidak merubah rasa. "[Masih belum] bisa memproduksi nikotin yang sesuai dengan permintaan pasar."
Selain menjadi jawaban tren penurunan serapan tembakau, Garindra menilai industri nikotin cair memiliki potensi ekspor yang besar. Pasalnya, produksi tembakau di dalam negeri cukup besar.
Kementan mencatat volume produksi tembakau akhir 2019 sebanyak 197.120 ton atau tumbuh tipis 0,9 persen dari realisasi akhir 2018 yakni 195.349 ton.
Adapun, volume produksi tembakau diramalkan akan tumbuh 0,7 persen menjadi 198.614 pada akhir 2020.