Bisnis.com, JAKARTA - Aktivitas masyarakat yang kembali meningkat setelah beberapa kota besar telah melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB), belum berdampak pada inflasi Juni 2020.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya kenaikan tipis inflasi selama Juni 2020 yaitu sebesar 0,18 persen month to month (mtm), dari Mei 2020 yang tercatat sebesar 0,07 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan setelah pelonggaran PSBB, memang terlihat adanya peningkatan aktivitas masyarakat, misalnya kegiatan belanja sehari-hari mulai ada kenaikan.
Meski demikian, menurutnya, kegiatan masyarakat ini masih butuh waktu untuk kembali normal seperti sebelum terjadi pandemi Covid-19. Justru, peningkatan inflasi pada Juni 2020 tersebut lebih didorong oleh kenaikan harga daging ayam ras dan telur ayam ras.
"Pada Juni ini inflasi lebih karena kenaikan harga daging ayam ras dan telur ayam ras, juga ada kontribusi sedikit dari kenaikan tarif angkutan udara," katanya, Rabu (1/7/2020).
Harga daging ayam ras per Juni 2020 memang terjadi kenaikan di 6 kota, tertinggi di Gunung Sitoli dan Lhoksemawe.
Adapun, Suhariyanto mengatakan dari 90 kota IHK, sebanyak 76 kota mengalami inflasi dan 14 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kendari di mana terjadi inflasi 1,33 persen dan terendah terjadi di Makasar 0,01 persen.
Sementara itu, deflasi tertinggi terjadi di Ternate sebesar -0,34 persen dan terendah di Padang Sidempuan -0,02 persen.