Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

New Normal, KAI Masih Kaji Strategi Semester II

KAI masih akan mencermati kinerja semester I/2020 yang berakhir pada Juni sebelum melakukan kajian untuk menghadapi semester II/2020.
Penumpang memasuki peron di Stasiun Gambir, Jakarta, Sabtu (1/6/2019)./ANTARA FOTO-Galih Pradipta
Penumpang memasuki peron di Stasiun Gambir, Jakarta, Sabtu (1/6/2019)./ANTARA FOTO-Galih Pradipta

Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI masih akan mencermati kinerja semester I/2020 yang berakhir pada Juni sebelum melakukan kajian untuk menghadapi semester II/2020.

VP Public Relations KAI Joni Martinus mengamati penyebaran kasus Covid-19 sebagai bahan pertimbangan utama dalam merumuskan strategi pada semester II/2020. Selain itu, pertimbangan selanjutnya adalah kebijakan pemerintah ke-depannya terkait dengan persyaratan perjalanan menggunakan KA.

“Kami juga akan melakukan kajian secara menyeluruh untuk menghadapi semester II/2020 terkait dengan tingkat keterisian KA Jarak Jauh, beban operasional yang juga tentunya dari sisi komersialisasinya,” jelasnya, Kamis (25/6/2020).

Sebelumnya KAI mengungkapkan hanya mampu mengumpulkan pendapatan sebesar Rp400 juta per hari khusus angkutan penumpang selama masa pandemi Covid-19.

Direktur Utama KAI Didiek Hartantyo mengatakan dampak virus tersebut mulai terasa sejak Maret 2020, yakni usai Presiden Joko Widodo mengumumkan ada dua WNI yang positif terjangkit Covid-19. Padahal, pada Januari dan Februari masih normal.

Hal tersebut semakin parah saat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi mengimbau masyarakat untuk bekerja dari rumah (work from home/WfH) pada 16 Maret 2020. Penurunan penumpang berada pada titik nadir.

Didiek menambahkan pendapatan dari angkutan penumpang mengalami penurunan hampir 93 persen. Tercatat, pendapatan angkutan penumpang hanya 7 persen dari hari-hari normal.

Dia menjelaskan pendapatan harian angkutan penumpang pada kondisi normal sebesar Rp22 miliar, sedangkan pada akhir pekan mencapai Rp26 miliar- Rp28 miliar. Hal tersebut diakuinya benar-benar memberikan dampak yang luar biasa kepada perseroan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper