Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah mengklaim berhasil meminimalkan kebakaran hutan dalam beberapa tahun terakhir.
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD mengatakan dalam beberapa tahun terakhir Indonesia telah berhasil meminimalkan kebakaran hutan sehingga bencana-bencana yang relatif besar dapat dikatakan tidak terjadi lagi.
Pemerintah, lanjut Mahfud, telah menyiapkan sejumlah langkah terpadu untuk mencegah berbagai hal terkait kebakaran hutan dan lahan. Pemerintah setidaknya menyiapkan langkah baik untuk memitigasi, mencegah, menyelesaikan, dan melakukan tindak lanjut.
“Tadi kita rapat bagaimana menghadapi 2020, karena bukan hanya menyelesaikan kebakaran hutan dan lahan tapi juga Covid-19. Sehingga, kita menyiapkan langkah-langkah bersama menghadapi musim kemarau,” kata Mahfud, Selasa (23/6/2020).
Langkah pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan bersifat lintas sektor dan terpadu sehingga kehadiran dia yang juga membidangi masalah hukum dan keamanan diperlukan dalam rapat terbatas itu.
Pada kedua tahap itu, pencegahan dan penanggulangan, diperlukan upaya penegakan hukum yang baik. “Beberapa tahun terakhir, alhamdulillah kita berhasil meminimalisir kebakaran hutan sehingga bencana-bencana yang agak besar dan membikin geger itu sudah dapat dikatakan tidak lagi terjadi,” katanya.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar mengatakan pemerintah telah mengantisipasi potensi ledakan kebakaran hutan dan lahan yang biasa terjadi pada Agustus sampai September.
"Kita sudah mempelajari baik perilaku iklim maupun perilaku hotspot dan juga waktu-waktu ledakan kebakaran hutan yang rata-rata Agustus pekan kedua, ketiga sampai September pekan pertama," katanya.
Berdasarkan pantauan di Sumatra bagian utara yakni Riau dan Aceh serta sebagian Sumatra Utara, terdapat dua fase krisis. Fase pertama terjadi Maret-April, sedangkan fase kedua Juni-Juli dan seterusnya hingga puncaknya Agustus-September.
Yang dapat dilakukan dengan kondisi ini, kata Siti, adalah melakukan rekayasa hujan melalui teknologi modifikasi cuaca atas analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika dan dilaksanakan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi serta didukung pesawat TNI Angkatan Udara.
"Itu bisa dilakukan dan kita sudah melewati fase krisis pertama di Riau," ujar Siti.