Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Merdeka Copper Gold: Covid-19 Tak Berdampak Signifikan Bagi Bisnis

General Manager External Affairs PT Merdeka Copper Gold Tbk (MCG) Katamsi Ginano mengatakan operasional industri tambang  ketat dengan lingkungan yang sehat dan aman.
Kondisi hutan Tumpang Pitu Banyuwangi yang menjadi area konsensi tambang emas oleh PT Bumi Suksesindo yang merupakan anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). JIBI/Bisnis-Peni Widarti
Kondisi hutan Tumpang Pitu Banyuwangi yang menjadi area konsensi tambang emas oleh PT Bumi Suksesindo yang merupakan anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA). JIBI/Bisnis-Peni Widarti

Bisnis.com, JAKARTA – PT Merdeka Copper Gold Tbk menyatakan dampak pandemi virus corona atau Covid-19 tidak signifikan mengganggu operasional tambang perseroan.

General Manager External Affairs PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) Katamsi Ginano mengatakan operasional industri tambang  ketat dengan lingkungan yang sehat dan aman.

"Tanpa Covid-19 kami berlakukan standar itnggj. Ketika covid datang kami tingkatkan terutama soal kesehatan," tuturnya dalam katanya dalam diskusi Info Corona bertajuk "Prakondisi Pembukaan Sektor Pertambangan/ Perminyakan", Selasa (23/6/2020).

Menurutnya, sejak awal pandemi, pihaknya sudah melakukan mitigasi. Pihaknya bersyukur, di dua operasi tambang yang paling aktif, belum ditemukan kasus Covid-19.

"Strategi pengawasan Covid-19 kami punya protokol standar kesehatan dan mengikuti apa yang dilakukan Gugus Tugas. ada beberapa yang ditingkatkan, seperti karantina di site tambang baru boleh kerja," tambahnya.

Sementara itu, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Tata Kelola Mineral dan Batubara Irwandy Arif berharap kinerja pertambangan tidak terganggu bahkan produksi dapat ditingkatkan.

Menurutnya, strategi Kementerian ESDM merespon Covid-19 tetap berlandaskan kebijakan makro Pemerintah.

"Sampai dengan bulan April pengruh Covid-19 belum begitu terasa dari produksi dan peneirmaan negara. Yang dikhawatirkan terjadi pada april hingga akhir tahun," katanya.

Irwandi menjelaskan, dampak pandemi dalam jangka panjang akan memengaruhi penerimaan negara sekitar 20 persen. Hal ini juga dipengaruhi penurunan harga komoditas minerba.

"Batu bara ini penurunnya [produksi] Mei 2020 turun 10 persen periode yang sama 2019. Permen ESDM No.7/2020 memungkinkan perusahaan [mengevaluasi] RKAB untuk ke depan," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper