Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IPO Subholding Migas, Cegah Mafia Migas Berkuasa

Pengamat Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi mengatakan melalui IPO, subholding Pertamina akan meraub dana segar dengan cost of capital (biaya modal) yang paling murah dibandingkan dengan pendanaan dari utang perbankan dan global bond.
Terminal Bahan Bakar Minyak Pertamina di Tanjung Priok/Bloomberg - Dimas Ardian
Terminal Bahan Bakar Minyak Pertamina di Tanjung Priok/Bloomberg - Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Instruksi Menteri BUMN Erick Thohir agar anak usaha Pertamina melakukan initial public offering (IPO) saham di pasar modal akan menjaga bisnis dari mafia migas.  

Pengamat Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi mengatakan melalui IPO, subholding Pertamina akan meraub dana segar dengan cost of capital (biaya modal) yang paling murah dibandingkan dengan pendanaan dari utang perbankan dan global bond.

“IPO akan menjadikan subholding Pertamina sebagai perusahaan publik, yang akan lebih transparan dan accountable,” katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (21/6/2020).

Menurutnya, tata kelola subholding yang sudah melantai di busa saham harus menerapkan prinsip-prinsip good governance dan harus melaporkan hasil pengelolaan perusahaan kepada publik secara periodik.

Dengan begitu, lanjut Fahmy, keterbukaan tata Kelola tersebut membuat kelompok kepentingan menjadikan Pertamina sebagai sapi perahan semakin sulit bergerak. “Tidak akan ada lagi dana CSR yang dapat digunakan oleh anggota DPR untuk mempertahankan konstituennya,” katanya.

Selain itu, IPO juga akan mempersempit dan memagari ruang gerak mafia migas dalam berburu rente di sub-holding Pertamina. Mafia migas masih bisa bergentayangan di Pertamina dengan memanfaatkan kelemahan tata-kelola dan pengambil keputusan.

Tata Kelola yang lebih transparan dan pengambil kepurtusan yang lebih credible pasca IPO berpotensi mencegah mafia migas berburu rente, sehingga dapat lebih efisien dengan meminimkan biaya operasional rente.

Di sisi lain, Direktur Eksekutif Reforminer Institut Komaini Notonegoro mengatakan mendorong IPO anak usaha Pertamina bukan narasi baru. Sejauh ini, sudah ada PT Elnusa Tbk dan PT Perusahaan Gas Negara Tbk yang melantai di bursa.

Menurutnya, bisnis subholding yang paling menarik melantai di bursa adalah subholding hulu. “Kalau hulu, memang selama ini sudah bermitra dengan yang lain, secara kontrol juga mereka mengawasi bersama-sama,” katanya.

Hanya saja, kalau bisnis retail ataupun kilang agak sulit untuk dilepas ke bursa. Komaidi menambahkan proyek kilang Pertamina selama ini mendapat respon publik yang tidak begitu baik, mengingat ada beberapa mitra yang mundur untuk menggarap proyek kilang tersebut.

“Untuk IPO, saya yakin akan laku di pasar. Peminatnya banyak,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper