Bisnis.com, JAKARTA - Potensi energi terbarukan di Provinsi Bengkulu diperkirakan mencapai 7.297 megawatt (MW) atau 7,2 gigawatt (GW), tetapi yang dimanfaatkan baru sebesar 259 MW.
Program Manager Energy Transformation Institute for Esential Service Reform (IESR) Jannata Giwangkara mengatakan berdasarkan studi yang dilakukan pada 2018 potensi energi terbarukan di Indonesia mencapai 431.745 MW, namun kapasitas terpasang atau yang baru dimanfaatkan untuk listrik hanya 6.830 MW.
"Potensi energi terbarukan di Provinsi Bengkulu diperkirakan mencapai 7.297 MW atau 7,2 GW. Namun potensi energi terbarukan itu baru dimanfaatkan sebesar 259 MW dan penggunaannya didominasi pembangkit listrik tenaga air," kata Jannata, Sabtu (20/6/2020).
Dia menambahkan berdasarkan studi yang dilakukan pada 2018 potensi energi terbarukan di Indonesia mencapai 431.745 MW. Namun, kapasitas terpasang atau yang baru dimanfaatkan untuk listrik hanya 6.830 MW.
Menurutnya, potensi energi terbarukan di Indonesia belum dikembangkan dengan optimal bila dibanding negara Asean lainnya terutama Vietnam yang dalam dua hingga tiga tahun terakhir telah membangun 3 GW energi terbarukan.
Sementara secara global di seluruh dunia pada 2009 hingga 2019, rata-rata pembangkit yang ditambahkan lebih besar energi terbarukan khususnya tenaga surya, angin dan air, seperti yang dilakukan China, India, Amerika, dan Jerman.
Baca Juga
"China mampu membangun 65 GW dalam setahun, kapasitas ini setara dengan seluruh pembangkit di Indonesia," ucapnya.
Sementara itu Dosen Fakultas Teknik Universitas Bengkulu Khairul Amri mengatakan pengembangan energi listrik di Bengkulu harus diarahkan ke energi terbarukan karena potensinya tinggi sekaligus pertimbangan pelestarian lingkungan hidup. Namun, yang menjadi tantangan adalah teknologi di Indonesia tertinggal dari negara lain seperti China dan India.
"Di sini pemerintah perlu berperan untuk mendukung pengembangan teknologi yang fokus pada pengembangan energi terbarukan," katanya.