Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah Argentina menyiapkan dana sebanyak lebih dari US$880 juta atau Rp12,75 triliun (kurs Rp14.489) untuk menyelamatkan maskapai penerbangan Aerolineas Argentinas.
Dilansir dari Bloomberg, Selasa (2/6/2020), pemerintah harus memberikan subsidi agar maskapai bisa tetap terbang. Hal itu akan menambah beban keuangan negara setelah gagal membayar obligasi untuk kesembilan kalinya.
CEO Aerolíneas Argentinas, Pablo Ceriani mengatakan kekurangan anggaran perseroan tahun lalu mencapai US$680 juta. Dalam lima tahun ke depan, maskapai sudah yakin tidak akan mencapai titik impas seiring ekspektasi permintaan yang belum akan bangkit dalam waktu cepat.
"Salah satu syarat untuk mendapat keuntungan adalah permintaan dan itu tidak akan normal sampai 2022, ujar Ceriani seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa (2/6/2020).
Seperti halnya operasional maskapai penerbangan di seluruh dunia, Aerolineas Argentinas terpapar dampak pandemi virus corona (Covid-19). Argentina menerapkan beberapa langkah awal dan paling keras untuk menghentikan penyebaran virus, salah satunya menghentikan penerbangan komersial hingga 1 September 2020.
Namun, tidak seperti kompatriot mereka di dunia aviasi, Aerolineas Argentinas berkomitmen tidak melakukan PHK kepada 12.000 karyawannya. Ceriani menekankan, kebijakan ditempuh untk menghindari kenaikan jumlah pengangguran.
Baca Juga
"Memotong pendapatan pekerja akan menyakiti pekerja yang sudah mengalami krisis ekonomi," imbuhnya.
Aerolineas Argentinas merupakan pemimpin pasar penerbangan domestik pada 2019. Namun, perusahaan untuk sementara waktu merumahkan 7.500 pekerja selama Juni dan Juli.
Secara terpisah, maskapai juga tengah melakukan negosiasi pembayaran angsuran kepada kreditor, Banco Nacional de Desarrollo Economico y Social (BNDES) Brasil dan Banco de la Nacion Argentina.
Maskapai penerbangan ini memang sangat tergantung pada subsidi sejak dinasionalisasi pada 2008. Namun, kesenjangan kian lebar karena mata uang peso telah terdepresiasi 50 persen, ditambah dengan resesi yang mengerek inflasi ke level dua digit.
Beban paling besar bagi maskapai adalah bahan bakar dan sewa pesawat yang mana dibayar dalam denominasi dolar AS. Setidaknya saat operasional dihentikan selama pandemi, maskapai bisa melakukan penghematan.
Ceriani berharap, aktivitas usaha akan kembali pulih pada paruh kedua 2021. Aerolineas Argentinas berencana untuk menambah pesawat kargo untuk tujuan Amerika Serikat dan China. Rencana investasi ini akan dimulai pada 2022.
Di sisi lain, terdapat juga rencana untuk merger dengan anak usaha Austral Lineas Aereas. Penggabungan ditaksir akan mendatangkan penghematan US$100 juta dalam tiga tahunke depan.
Saat operasional kembali dibuka, Aerolineas Argentinas tidak akan memanfaatkan kabin di tengah sebagai bagian protokol kesehatan. Penerbangan juga hanya akan mencakup destinasi ke ibu kota provinsi, setara 25 persen penerbangan di pasar domestik. Adapun penerbangan internasional tidak akan dimulai hingga November mendatang.
"Tahun ini kemungkinan akan menjadi hal yang paling sulit dalam sejarah kami dan mungkin juga menjadi tahun paling buruk dalam sejarah penerbangan," tukasnya.