Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

New Normal: Operator KA Mesti Pikirkan Opsi Pendapatan Lain

Operator KA seperti PT Kereta Api Indonesia (KAI) harus tetap intensif dan masif melakukan upaya-upaya untuk memacu peningkatan pendapatan di tengah pandemi Covid-19.
Sejumlah penumpang dengan mengenakan masker di dalam gerbong kereta api luar biasa relasi Gambir-Surabaya Pasar Turi lintas selatan di Stasiun Gambir, Jakarta./Antara
Sejumlah penumpang dengan mengenakan masker di dalam gerbong kereta api luar biasa relasi Gambir-Surabaya Pasar Turi lintas selatan di Stasiun Gambir, Jakarta./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Operator Kereta Api diharapkan untuk bisa memacu pendapatan dari sektor barang ketika memasuki fase normal baru karena pendapatan dari sektor penumpang belum akan memberikan kontribusi yang optimal.

Ketua Bidang Perkeretaapian MTI Aditya Dwi Laksana mengatakan operator KA seperti PT Kereta Api Indonesia (KAI) harus tetap intensif dan masif melakukan upaya-upaya untuk memacu peningkatan pendapatan dari sektor barang serta pemanfaatan aset-aset tanah dan bangunan yang dimiliki pada masa normal baru.

“Pada masa new normal, ketika angkutan KA penumpang belum akan memberikan kontribusi pendapatan yang optimal karena berbagai keterbatasan. Jadi harus dipikirkan alternatif pendapatan lainya dari optimalisasi asetnya juga,” jelasnya, Kamis (28/5/2020).

Penerapan pembatasan penumpang yang tetap berlaku selama kenormalan baru juga dapat berakibat pada menurunnya pendapatan operator secara signifikan, bahkan membawa kerugian.

Mengenai hal tersebut, operator KA harus diberikan keleluasaan untuk menaikkan tarif angkutan KA. Terutama untuk kelas komersial ataupun untuk membatasi operasional KA komersial pada rute-rute tertentu yang dinilai menguntungkan.

Namun, Aditya mengatakan hal tersebut tidak perlu diterapkan apabila pemerintah telah menganggarkan insentif tertentu untuk mendukung operasional transportasi KA. Selain itu, berkurangnya jumlah pengguna KA ekonomi bersubsidi PSO karena pembatasan penumpang tentu juga dapat berdampak pada perhitungan subsidi PSO yang sudah ditetapkan.

“Intinya, kerugian operator saat pengoperasian KA di masa new normal karena penerapan pembatasan jumlah penumpang dapat ditekan semaksimal mungkin,”tekannya.

Senada, Ketua Masyarakat Perkeretaapian Indonesia Hermanto Dwiatmoko mengatakan transportasi kereta api sebaiknya lebih memusatkan pada angkutan logistik di Jawa dan Sumatera selama periode normal baru. Mengingat saat ini penggunaan KA untuk logistik juga masih rendah.

Lebih jauh, dia menjelaskan dengan adanya kondisi normal baru, maka akan ada perubahan pola kegiatan masyarakat. Untuk angkutan penumpang kereta api yang harus disiapkan adalah pemeriksaan penumpang (suhu), perlengkapan cuci tangan, hand sanitizer, kebersihan kereta harus dijaga, dan tentunya jumlah penumpang dibatasi untuk menjaga jarak dan mencegah agar tidak bepergian jika tidak penting.

“Untuk KA antar kota akan berdampak kepada harga tiket yang akan melonjak karena kereta hanya diisi 50 persen dari kapasitas.New normal, tetap ada tiga hal yaitu cuci tangan, jaga jarak dan pakai masker,” ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper