Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan merampingkan klaster perusahaan pelat merah menjadi 12 klaster yang berfokus pada pengelompokan berdasarkan rantai pasok atau supply chain.
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan bahwa perampingan klaster BUMN diharapkan dapat memperkuat kemandirian Indonesia ke depannya. Belajar dari pengalaman pandemi saat ini, banyak sektor di BUMN yang masih bergantung pada impor.
“Inilah kenapa kami siapkan roadmap ketahanan energi, kesehatan, dan pangan, supaya nanti klaster yang di BUMN tidak sebanyak hari ini. Nanti akan jadi 12 kluster dan di klaster itu akan ada supply chain-nya,” jelasnya, Selasa (26/5/2020).
Menurut Erick, ke depan BUMN perlu menyesuaikan diri dengan perkembangan ekonomi global. Peningkatan daya saing, dilakukan dengan memperkuat teknologi, sistem logistik, serta memperkuat rantai pasok di antara BUMN.
Dia menjelaskan salah satu klaster yang disiapkan adalah klaster BUMN di sektor kesehatan. Klaster ini menggabungkan BUMN Farmasi dengan Klaster BUMN Rumah Sakit.
Selain itu, Erick mengatakan bahwa BUMN Kontraktor atau BUMN Karya akan disinergikan dalam klaster yang sama dengan BUMN Semen. Hal ini dilakukan untuk menjaga rantai pasok di antara sesama BUMN yang berkaitan.
Baca Juga
Dia juga mengatakan pembentukan klaster juga diharapkan membangun ekosistem bisnis dan data yang terintegrasi. Menurutnya, industri farmasi, kesehatan, klinik, dan lab milik BUMN tidak bisa lagi berdiri sendiri-sendiri. Perlu ada konsolidasi agar pengelolaan data menjadi lebih maksimal.
Kementerian BUMN juga akan memberi arahan spesifik terhadap pengembangan BUMN ke depannya. Di sektor farmasi misalnya, setiap perusahaan BUMN akan diberikan fokus pengembangan bisnis berbeda sesuai dengan keahlian dan kebutuhan di dalam negeri.
Menurutnya, BUMN berperan strategis dalam menopang ekonomi di tengah pandemi Covid-19. Perubahan, perampingan, serta adaptasi dengan realitas baru oleh BUMN diharapkan dapat memberi kontribusi yang lebih besar terhadap ekonomi Indonesia di tenga pandemi.
“Dengan adanya Covid-19 ini harus berubah, ini realitas, tentu BUMN juga harus berubah, kita tahu sepertiga kekuatan ekonomi itu di BUMN,” tukas Erick.