Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Banyak Proyek Ditunda Akibat Pandemi, Sektor Konstruksi Diprediksi Melambat

Fitch Solutions Group Ltd. (FSG), perusahaan afiliasi Fitch Ratings Inc., merevisi turun prediksi pertumbuhan riil sektor konstruksi Indonesia dari sebelumnya 4,9 persen menjadi 2,1 persen pada 2020.
Aktivitas proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di salah satu tunnel atau terowongan di kawasan Tol Purbaleunyi KM 125, Cibeber, Cimahi Selatan, Jawa Barat, Kamis (2/4/2020). Bisnis/Rachman
Aktivitas proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di salah satu tunnel atau terowongan di kawasan Tol Purbaleunyi KM 125, Cibeber, Cimahi Selatan, Jawa Barat, Kamis (2/4/2020). Bisnis/Rachman

Bisnis.com,JAKARTA — Penundaan serta keterlambatan sejumlah proyek infrastruktur dan latar belakang kondisi ekonomi makro yang buruk membuat proyeksi pertumbuhan sektor konstruksi Indonesia dipangkas untuk periode 2020.

Fitch Solutions Group Ltd. (FSG), perusahaan afiliasi Fitch Ratings Inc., merevisi turun prediksi pertumbuhan riil sektor konstruksi Indonesia dari sebelumnya 4,9 persen menjadi 2,1 persen pada 2020.

Padahal, konstruksi awalnya diharapkan mampu mencetak pertumbuhan outperformed secara keseluruhan tahun ini.

FSG menjelaskan abhwa penyesuaian turun perkiraan pertumbuhan sektor konstruksi Indonesia tahun ini ditopang oleh keterlambataan dan penundaan sejumlah proyek infrastruktur dan latar belakang kondisi ekonomi makro yang baruk.

Kondisi itu diperkirakan akan membuat investasi ke sektor bangunan dan infrastruktur menjadi terhambat.

“Pertumbuhan riil untuk sektor konstruksi kuartal I/2020 di level 2,9 persen atau turun 6,9 persen secara kuartalan. Hal ini mencerminkan perlambatan sebelum kebijakan seperti lockdown diterapkan pada April 2020,” tulis Tim FSG dalam publikasinya yang dikutip, Kamis (21/5/2020).

Proyeksi FSG berdasarkan ekspektasi turunnya aktivitas konstruksi di sektor infrastruktur dan bangunan hingga akhir 2020.

Sampai dengan riset itu diturunkan, kondisi penyebaran Covid-19 di Indonesia masih terus berubah-ubah.

Sejumlah provinsi padat penduduk, yang menjadi tempat sejumlah proyek infrastruktur besar seperti Jakarta dan Jawa Barat, telah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sejak April 2020.

Pekerjaan konstruksi masih diperbolehkan untuk dilanjutkan di dua wilayah tersebut.

“Kami percaya tempat kerja di daerah yang terkena dampak akan mengalami beberapa tantangan dalam logistik dan tenaga kerja karena pembatasan yang diberlakukan melalui PSBB yang menyebabkan keterlambatan dalam jadwal pembangunan,” ujar Tim FSG.

FSG mencontohkan proyek kereta cepat Jakarta—Bandung yang digarap oleh PT Kereta Cepat Indonesia (KCI).

Dilaporkan sejumlah tenaga kerja asal China tidak dapat kembali ke Indonesia karena larangan perjalanan.

Kendati demikian, hambatan untuk proyek di luar Jawa diperkirakan minim. Proyek infrastruktur di Sumatera Utara dan Sulawesi Utara dilaporkan berjalan sesuai jadwal.

“Akan tetapi kami mencatat kenaiakn progres proyek akan menghadapi potensi penurunan sementara akses pendanaan khususnya apabila kondisi tidak segera membaik,” imbuh Tim FSG.

Sementara itu, pemerintah telah memindahkan sejumlah alokasi pendanaan proyek infrastruktur menjadi untuk kebutuhan yang lebih mendesak.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono telah mengumumkan sejumlah proyek akan ditunda hingga 2021.

Adapun, proyek-proyek yang ditunda antara lain Jaringan Irigasi Baro Raya, Aceh dan Bendungan Way Sekampung, Lampung.

PT MRT Jakarta juga telah mengumumkan penundaan tiga bulan dimulainya pekerjaan Fase 2 mass rapid transit (MRT) dari Bundaran HI ke Stasiun Monas.

Di sektor bangunan, permintaan lebih lemah datang dari konstruksi bangunan perumahan dan nonperumahan diprediksi bakal terjadi pada 2020.

Perkiraan itu sejalan dengan kondisi ekonomi makro yang memburuk yang akan membuat calon pembeli menunda keputusan mereka.

FSG mengharapkan pertumbuhan sektor konstruksi Indonesia akan naik lebih kencang pada 2021. Dengan catatan, situasi penyebaran Covid-19 telah mereda.

Sederet proyek infrastruktur yang tertunda tahun ini akan menjadi pendongkrak kinerja tahun depan.

Dorongan juga datang dari rencana pemerintah mengalokasikan tambahan US$3,8 miliar atau Rp56,5 triliun kepada berbagai lembaga mulai 2021 untuk menghidupkan perekonomian.

Pemerintah menyebut pengeluaran tambahan akan difokuskan kepada pembangunan infrastruktur, pariwisata, dan manufaktur. Kebijakan ini diperkirakan akan membuat lonjakan aktivitas konstruksi pada 2021.

Selain itu, pemerintah juga dikabarkan akan menambah proyek baru dalam daftar proyek strategis nasional (PSN).

Tujuannya untuk mempercepat realisasi proyek termasuk enam proyek smelter, pemrosesan batu bara, dan pembangunan jalan tol Kediri—Tulungagung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper