Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah menerbitkan izin untuk Herbavid-19 sebagai salah satu obat alternatif untuk pasien positif virus corona atau Covid-19.
Herbavid-19 merupakan obat tradisional yang diracik produsen lokal dengan 11 jenis bahan baku. Adapun 8 bahan baku berasal dari lokal dan 3 bahan baku didatangkan dari China oleh pabrik Utomo Chinese Medical Center di Jakarta Utara.
Ketua Umum Gabungan Pengusaha (GP) Jamu Dwi Ranny Pertiwi mengatakan Herbavid-19 merupakan hasil produksi dalam negeri dan dalam situasi darurat di tengah merebaknya Covid-19, BPOM menjalankan tugasnya dengan baik.
BPOM dalam waktu cepat mengeluarkan izin edar obat herbal Herbavid-19 yang diberikan secara cuma-cuma kepada pasien Covid-19 baik yang dirawat di rumah sakit, puskesmas maupun yang menjalani karantina mandiri.
“Kami mengapresiasi upaya BPOM mempecepat izin Herbavid-19 untuk digunakan sebagai donasi dan bersifat sementara. Obat herbal ini cukup bagus khasiatnya banyak pasien Covid-19 yang sembuh meski saat ini sifatnya hanya sementara untuk donasi bukan komersil,” katanya, Senin (18/5/2020).
Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay mengatakan BPOM telah melakukan penyederhanaan proses registrasi obat-obatan, produk biologi (PB), serta penerbitan izin edar makanan dan obat-obat herbal.
Selain itu, percepatan pemberian izin edar dilakukan berdasarkan skema Emergency Use Authorization (EUA), mempertimbangkan risk and benefit, serta dilakukan peninjauan kembali jika ditemukan data baru.
BPOM juga untuk pertama kali melakukan uji klinis terhadap obat Covid-19 baik yang diproduksi di dalam maupun luar negeri seperti Avigan.
"DPR mendukung peran aktif BPOM disaat pandemi Covid-19. Kami berharap BPOM mengawal seluruh obat-obatan, makanan, dan minuman sehingga tidak ada yang mengandung bahan berbahaya. Pengawasan harus dilakukan terus-menerus agar tidak ada yang bermasalah," katanya.
Saleh mengatakan anggota DPR juga telah meminta kepada pemerintah untuk melakukan penelitian terhadap obat-obat dan vaksin yang dapat digunakan masyarakat untuk meningkatkan daya tahan tubuh disaat penularan pandemi Covid-19.
Kepala BPOM Penny K. Lukito menegaskan dukungannya dalam penanganan pandemi Covid-19, di mana salah satu cara yang ditempuh adalah mempermudah prosedur dan perizinan obat yang dapat mencegah penyebaran Covid-19.
Penanganan Covid-19, kata Penny, menjadi tanggung jawab bersama dan harus dilakukan secara bergotong-royong oleh pemerintah, pelaku usaha, akademisi, dan masyarakat.
"BPOM memberikan relaksasi dan simplifikasi prosedur serta percepatan pelayanan publik untuk produk obat dan makanan, khususnya produk yang mendukung pencegahan Covid-19. Kami mengapresiasi upaya pelaku usaha untuk menerapkan praktik yang baik dalam produksi dan distribusi obat dan makanan secara konsisten di masa pandemi ini," ujar Penny.
BPOM, lanjutnya, berupaya aktif mendorong riset dan hilirisasi obat herbal serta promosi untuk membudayakan penggunaan produk herbal Indonesia oleh masyarakat, terutama produk immunomodulator untuk memelihara daya tahan tubuh yang diperlukan masyarakat saat pandemi Covid-19.
Selain itu, BPOM juga meminjamkan alat Polymerase Chain Reaction (PCR) untuk Labkesda DKI Jakarta dan laboratorium pemeriksa Covid-19 di Nusa Tenggara Barat (NTB). Rencananya, PCR milik 21 Balai Besar/Balai POM di seluruh Indonesia akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan laboratorium.
Pada 23 Maret 2020, BPOM juga telah meminjamkan empat unit mobil insinerator untuk memusnahkan limbah medis infeksius yang dihasilkan selama proses penanganan pasien Covid-19 di RS Darurat Corona Kemayoran.