Bisnis.com, JAKARTA - Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia mencatat bahwa penjualan properti residensial di pasar primer selama kuartal I/2020 turun signifikan.
Survei mencatat bahwa selama tiga bulan pertama tersebut penjualan rumah mengalami kontraksi -30,52 persen (qtq), lebih dalam dari kontraksi pada kuartal sebelumnya -16,33 persen (qtq) maupun pada kuartal I/2019 sebesar 23,77 persen.
"Penurunan terjadi pada seluruh tipe rumah, baik rumah tipe besar sebesar 41,01 persen, tipe menengah -34,39 persen, dan rumah tipe kecil -26,09 persen," tulis laporan Bank Indonesia yang dikutip, Rabu (13/5/2020).
Secara tahunan, penjualan properti residensial pada kuartal pertama menunjukkan kontraksi yang cukup dalam sebesar -43,19 persen (yoy), jauh lebih rendah dari kuartal sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,19 persen (yoy).
Berdasarkan survei BI, suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang dirasa masih cukup tinggi menjadi faktor utama penyebab pertumbuhan penjualan properti residensial masih terhambat.
Meskipun, rata-rata suku bunga KPR pada kuartal I/2020 pada data laporan bulanan bank umum per Maret 2020 tercatat sebesar 8,92 persen, atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar 9,12 persen.
Baca Juga
"Faktor Iain yang menjadi penghambat antara Iain kondisi darurat bencana akibat Covid-19, perizinan/birokrasi, kenaikan harga bahan bangunan, dan proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR di perbankan," tulis BI.