Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

Biayai Defisit Anggaran, Pemerintah Targetkan Utang Pinjaman Hingga US$7 Miliar

Pemerintah menargetkan bisa memperoleh pinjaman hingga sebesar US$7 miliar pada 2020. Pinjaman multilateral ini ditarik dalam rangka memenuhi kebutuhan pembiayaan anggaran yang membengkak dengan defisit mencapai 5,07% dari PDB akibat pandemi Covid-19.
Muhamad Wildan
Muhamad Wildan - Bisnis.com 08 Mei 2020  |  15:04 WIB
Biayai Defisit Anggaran, Pemerintah Targetkan Utang Pinjaman Hingga US$7 Miliar
Karyawan mencari informasi tentang obligasi di Jakarta, Rabu (17/7/2019). - Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menargetkan bisa memperoleh pinjaman pada 2020 mencapai US$7 miliar. Pinjaman multilateral ini ditarik dalam rangka memenuhi kebutuhan pembiayaan anggaran yang membengkak dengan defisit mencapai 5,07% dari produk domestik bruto (PDB) akibat pandemi Covid-19.

Selain mengutamakan pembiayaan non-utang dari saldo anggaran lebih (SAL) sebesar Rp70,64 triliun serta dari pos-pos lain seperti dana abadi dan dana yang bersumber dari badan layanan umum (BLU), pinjaman akan lebih diutamakan oleh pemerintah ketimbang surat berharga negara (SBN).

Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Riko Amir mengatakan meski pinjaman akan lebih fleksibel, tetapi realiasi pinjaman tersebut tidak bisa dilakukan setinggi-tingginya.

Memang, pinjaman tunai akan di-upsize atau ditingkatkan. Namun, setiap lembaga selalu menetapkan batas atas atau ceilling untuk urusan pinjaman. "Pinjaman multilateral ini ada ceiling yang harus diikuti yakni tahunan dan jangka menengah," kata Riko, Jumat (8/5/2020).

Yang terkini, pinjaman yang berasal dari Asian Development Bank (ADB) senilai US$1,5 miliar bakal segera cair pada Mei atau Juni 2020 mendatang. Di luar itu, pemerintah masih terus melanjutkan proses negosiasi pinjaman dari World Bank, AfD, KfW, JICA, EDCF, AIIB, dan IsDB. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

utang kemenkeu
Editor : Ropesta Sitorus

Artikel Terkait



Berita Lainnya

    Berita Terkini

    back to top To top