Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramalan Pertumbuhan Ekonomi Meleset, Pemerintah Perbaiki Skenario

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2020 tercatat hanya mencapai 2,97 persen yoy atau di bawah proyeksi pemerintah sebesar 4,7 persen yoy.
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi/Istimewa
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan terus melakukan pemutakhiran atas skenario perekonomian di tengah pandemi Covid-19.

Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2020 tercatat hanya mencapai 2,97 persen yoy. Dengan ini pun pemerintah mengakui bahwa virus corona berdampak lebih cepat dari perkiraan.

Sebelumnya, pemerintah masih memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi pada kuartal I/2020 masih bisa mencapai 4,7 persen yoy dengan pertumbuhan sepanjang 2020 mencapai 2,3 persen yoy.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu mengatakan setiap data baru yang muncul akan dijadikan dasar evaluasi pemerintah atas perekonomian sektor riil dan kondisi sosial masyarakat.

Dengan data terbaru ini, pemerintah akan segera memformulasikan langkah-langkah lanjutan.

Febrio berargumen menurunnya konsumsi rumah tangga pada kuartal I/2020 memperkuat urgensi percepatan penyaluran bansos pada kuartal II/2020.

Seperti diketahui, konsumsi rumah tangga yang sebelumnya diperkirakan masih bisa tumbuh 4,8 persen yoy pada kuartal I/2020 ini justru tercatat drop ke 2,84 persen yoy.

Peningkatan konsumsi kesehatan, pendidikan, perumahan, dan perlengkapan rumah tangga ternyata tidak mampu mengimbangi turunnya konsumsi pakaian, alas kaki, dan transportasi.

Dari sisi produksi, program pemulihan ekonomi nasional untuk UMKM menjadi perlu segera dilaksanakan untuk menjaga keberlangsungan UMKM di tengah pandemi.

"Dengan bantalan pada kedua sisi ini, pemerintah berharap membantu meringankan tekanan terhadap rumah tangga dan pelaku usaha, terutama ultra mikro dan UMKM," kata Febrio, Selasa (5/5/2020).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper