Bisnis.com, JAKARTA – Di tengah pandemi Covid-19, properti kawasan industri menjadi salah satu yang paling mampu bertahan. Dengan kondisi kekurangan pasok, kawasan industri di Indonesia dikhawatirkan tak mampu membendung permintaan.
Konsultan properti JLL Indonesia mencatat bahwa hingga saat ini, pasokan properti industri di Indonesia masih dalam kondisi undersupply atau kekurangan pasokan. Kebutuhan ruang di kawasan industri diharapkan bisa membuka peluang bagi pengembang agar bisa menampung permintaan ke depan.
“Pengembang harus bisa memanfaatkan kondisi saat ini, memenuhi kebutuhan para pelaku industri yang butuh tambahan ruang untuk logistik dan pergudangan,” jelas James Taylor, Head of Research JLL Indonesia melalui laporan tertulis yang dikutip pada Senin (4/5/2020).
JLL mencatat dalam beberapa pekan belakangan, pelaku industri barang konsumen dan third party logistic (3PL) banyak yang mencari penyewa properti pergudangan sebagai tempat penyimpanan dan distribusi terutama untuk produk kesehatan, makanan, dan minuman.
Selain itu, lonjakan permintaan juga diperkirakan terjadi dari para perusahaan e-commerce. Pasalnya, permintaan di platform dagang-el kini makin tinggi demi menghindari kontak langsung atau kunjungan langsung ke toko.
Senada, Presiden FIABCI Asia Pasifik Soelaeman Soemawinata mengatakan bahwa properti pergudangan diprediksi akan menjadi subsektor yang akan melambung di masa mendatang.
“Beberapa perusahaan inventory center, logistic center, pengembang dari luar juga sudah beberapa kali ketemu kami untuk bisa membangun di indonesia,” tuturnya.
Menurutnya, pergudangan makin menarik lantaran bisa mempermudah proses distribusi. Apabila perusahaan e-commerce memiliki gudang, mereka bisa langsung mengirimkan barang ke konsumen tanpa harus dengan perantara distributor.
“Dengan begitu, kemungkinan akan ada era baru di bidang industri, sistem jaringan dari logistik langsung ke end user,” ucapnya.