Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Efektivitas Kartu Prakerja Dipertanyakan, Ini Jawaban Pemerintah

Efektivitas Program Kartu Prakerja dipermasalahkan lantaran jumlah pendaftar yang sangat tinggi tidak sebanding dengan kuota yang tersedia.
Petugas mendampingi warga yang melakukan pendaftaran calon peserta Kartu Prakerja di LTSA-UPT P2TK di Surabaya, Jawa Timur, Senin (13/4/2020)./ANTARA FOTO-Moch Asim
Petugas mendampingi warga yang melakukan pendaftaran calon peserta Kartu Prakerja di LTSA-UPT P2TK di Surabaya, Jawa Timur, Senin (13/4/2020)./ANTARA FOTO-Moch Asim

Bisnis.com, JAKARTA - Efektivitas Program Kartu Prakerja dipermasalahkan lantaran jumlah pendaftar yang sangat tinggi tidak sebanding dengan kuota yang tersedia.

Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja Panji Winanteya Ruky mengatakan proses penyaringan dari awal hingga peserta dapat mengakses pelatihan secara daring telah memprioritaskan mereka yang benar-benar membutuhkan dan terdampak pandemi Covid-19.

"Jumlah pendaftar yang jauh lebih besar dibanding kursi yang tersedia, sudah didata secara prioritas, agar didahulukan ke yang terdampak Covid-19," katanya, Senin (27/4/2020).

Panji menjelaskan ada beberapa tahapan mulai dari pendaftaran hingga penerimaan peserta Kartu Prakerja, termasuk proses screening peserta yang benar-benar membutuhkan bantuan insentif tersebut karena pandemi Covid-19.

Pertama, pada proses pendaftaran, calon peserta harus mengisi identitas diri. Mungkin terlihat mudah, namun kebanyakan peserta gagal diverifikasi karena data pribadi yang diisi salah atau terjadi silap.

Kedua, kegagalan paling banyak karena foto yang diunggah peserta tidak dapat dibaca oleh sistem. Namun, jika terjadi kegagalan karena foto yang tidak dapat dibaca sistem, calon peserta masih bisa kembali mengunggahnya dan mengikuti gelombang selanjutnya.

Setelah proses pendaftaran, Manajemen Pelaksana Kartu Prakerja akan mengecek database Kemensos untuk mengetaui apakah calon peserta merupakan penerima bantuan sossial. Jika calon peserta merupakan penerima bansos, maka manajemen akan mendahulukan yang belum.

Selanjutnya, calon peserta yang telah tersaring akan dicek lagi di database kementerian dan lembaga, apakah pendaftar tersebut terdampak Covid-19.

"Pendataan kemneterian dan lembaga ini terhadap pekerja yang di-PHK, dirumahkan atau pekerja mikro yang terdampak. Jadi mereka mendapatkan kuota khusus untuk didahulukan, setelahnya baru masyarakat umum," jelasnya.

Panji mengatakan, tahap terakhir proses pendaftaran yaitu proses pemlihan peserta yang dilakukan dengan teknik randomisasi, sehingga tidak melibatkan diskresi dan subjektivitas manajemen pelaksana.

"Misalnya yang sudah tersaring 1 juta, ilustrasinya kami ambil 140.000 orang dari 1 juta, di situ kemudian ada pengacakan dari sistem informasi, sistem ini yang paling adil secara statistik dan menghindari diskresi," jelasnya.

Hingga saat ini, Panji mengatakan pendaftar Kartu Prakerja telah mencapai 8 juta peserta. Peserta pada gelombang pertama yang sudah bisa melakukan pelatihan sebanyak 168.11 orang.

Panji menambahkan, karena jumlah pendaftar yang sangat banyak, manajemen pelaksana akan terus berupaya mningkatkan kapasitas gelombang dan akan terus memperbaiki layanan Kartu Prakerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper