Bisnis.com, JAKARTA - Program Kartu Prakerja diusulkan untuk diubah menjadi bantuan langsung tunai (BLT) penuh. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum APINDO Hariyadi Sukamdani kemarin malam, Minggu (26/4/2020).
Menurut Hariyadi, pelatihan kerja yang ditargetkan kepada korban PHK di tengah Covid-19 merupakan langkah yang percuma. "Menurut kami percuma karena sekarang lapangan kerjanya tidak ada," kata Hariyadi.
Meski demikian, Hariyadi menilai nampaknya pemerintah akan tetap melangsungkan Program Kartu Prakerja dengan pelatihan dan tidak akan mengubahnya menjadi BLT dalam waktu dekat.
Untuk diketahui, pemerintah meningkatkan anggaran Program Kartu Prakerja dari Rp10 triliun menjadi Rp20 triliun dengan target peserta mencapai 5,6 juta peserta.
Setiap peserta disebut bakal menerima manfaat sebesar Rp3,55 juta terdiri dari biaya pelatihan sebesar Rp1 juta, insentif sebesar Rp600.000 per bulan selama 4 bulan, dan insentif pengisian survei sebesar Rp150.000 sebanyak 3 kali.
Apabila diasumsikan bahwa Program Kartu Prakerja ditransformasikan dari pelatihan menjadi BLT dengan manfaat sebesar Rp600.000 per bulan selama 4 bulan dan difokuskan kepada korban PHK saja, maka korban PHK yang tercakup bisa mencapai 8,33 juta korban PHK.
Baca Juga
Per 21 April, Kemenaker mencatat sudah terdapat 2,08 juta pekerja dari sektor formal dan informal yang terdampak Covid-19.
Pekerja formal yang dirumahkan mencapai 1,3 juta, sedangkan yang di PHK sebanyak 241.431 pekerja. Adapun dari sektor informal tercatat ada 538.385 pekerja yang kehilangan pekerjaan.