Bisnis.com, JAKARTA - Asian Development Bank (ADB) mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia memitigasi dampak pandemi virus Corona (Covid-19-19), khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
ADB Vice President for Southeast Asia, East Asia, and the Pacific Ahmed M. Saeed mengatakan situasi ketidakpastian akibat wabah Covid-19 tidak hanya dirasakan Indonesia, tetapi di seluruh dunia.
"Kami mengapresiasi langkah pemerintah Indonesia yang telah proaktif untuk membantu masyarakat, khususnya golongan masyarakat rentan," katanya saat konferensi pers virtual, Kamis (23/4/2020).
Menurutnya, kebijakan stimulus fiskal yang diambil oleh pemerintah Indonesia, khususnya terkait dengan kesehatan, jaring pengamana sosial (social safety net), dan pemulihan ekonomi sudah tepat.
Salah satu program yang harus dieksekusi pemerintah RI saat ini, yaitu pembagian bantuan sosial (bansos) berupa Kartu Sembako dan Program Keluarga Harapan. Pasalnya, dua program tersebut menyasar kelompok miskin dan golongan masyarakat yang rentan menjadi miskin.
Meski demikian, dia tidak menampik bahwa pembagian bansos di lapangan akan terkendala beberapa hal teknis.
"Ini [pandemi virus Corona] merupakan situasi yang sangat menyeramkan. Tidak ada satupun pemerintah negara yang dapat bergerak cepat di tengah physical distancing. Namun, saya melihat program cash transfer [BLT] sangat penting di saat sulit seperti sekarang. Pemerintah RI harus bergerak cepat," imbuhnya.
Seperti diketahui, ADB hari ini menyepakati bantuan pinjaman sebesar US$1,5 miliar kepada pemerintah Indonesia untuk menangani dampak Covid-19-19 atas kesehatan, keberlangsungan hidup, dan perekonomian.
Presiden ADB Masatsugu Asakawa mengatakan Covid-19-19 memunculkan dampak yang besar pada kesehatan, aspek sosial, dan ekonomi Indonesia.
Dia mengapresiasi langkah pemerintah dalam merespon pandemi Covid-19-19 yang diantaranya berupa kebijakan ekonomi dan fiskal yang terkoordinasi.
"Dukungan bujet ADB akan membantu pemerintah menghadapi tantangan yang timbul akibat Covid-19-19 dengan fokus yang tinggi kepada kelompok miskin dan rentan, termasuk perempuan," ujarnya.