Bisnis.com, JAKARTA — Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia menyatakan bahwa para pengembang properti saat ini menahan ekspansi di tengah kondisi sulit akibat virus corona jenis baru atau Covid-19.
Alih-alih ikut mengembangkan kota baru, para pengembang properti justru tengah mengencangkan ikat pinggang demi bertahan pada saat ketidakpastiaan seperti sekarang ini.
Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Tata Ruang dan Pengembangan Kawasan DPP Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Hari Ganie mengatakan bahwa pengembangan kota baru juga berpotensi tertunda untuk sementara waktu.
Adapun, berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2019—2024, pengembangan kota baru itu adalah Maja, Sofifi, Tanjung Selor, dan Sorong.
"Itu termasuk proyek mega kayak begitu, ya, ditunda dululah sementara waktu ini [sampai corona mereda]," katanya kepada Bisnis, Kamis (23/4/2020).
Hari tak memungkiri bahwa saat ini ada pengembang yang telah melakukan efisiensi seperti penyusutan jumlah karyawan dan mengetatkan pengeluaran yang tidak perlu.
Baca Juga
Hal itu dilakukan agar pengembang terus bertahan di tengah adanya aturan jaga jarak fisik dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Untuk saat ini, lanjut dia, pengembang juga terus menggenjot penjualan agar arus kas seimbang. Penjualan, menurutnya, juga lebih selektif yang difokuskan untuk produk rumah tapak, bukan apartemen atau proyek komersial lainnya.
"Kita bicara back to basic-lah sekarang ini [daripada ekspansi], kebutuhan pokok dulu. Sekarang ini kalau mau jualan yang sudah pasti saja, yang risikonya paling rendah, harganya murah, dan barang ready stock," katanya.
Lagi pula, Hari menilai jika pengembang melakukan ekspansi atau melakukan pembangunan di tengah kondisi saat ini, ada modal yang perlu dikeluarkan.
Pada saat yang bersamaan, tuturnya, bisnis properti juga telah mengalami kelesuan sejak belakangan waktu ini. Investasi properti juga sudah tidak menarik lagi karena investor masih lebih tertarik ke investasi emas atau saham.