Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional memanfaatkan pergeseran target waktu penyelesaian rencana induk pemindahan ibu kota baru untuk mempertajam pengkajian mengenai berbagai sektor ekonomi yang menjadi penopang pusat pemerintahan baru.
Deputi Pengembangan Regional Bappenas Rudy Soeprihadi Prawiradinata mengatakan bahwa penyusunan rencana induk yang seharusnya rampung pada Juni atau Juli tahun ini bisa dikembangkan hingga akhir tahun ini.
“Masterplan harus makin bagus agar makin menarik dikerjasamakan bersama swasta,” ujarnya, Senin (20/4/2020).
Penelitian mengenai sektor potensial ibu kota baru menjadi salah satu item utama yang dikaji sejak pramasterplan.
Pada tahap awal, setelah menyisir berbagai variabel pembentuk produk domestik regional bruto, Bappenas memperkirakan ibu kota yang berlokasi di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, akan membangkitkan sektor jasa. Lingkupnya pun beragam, mulai dari pendidikan, kesehatan, dan jasa umum.
“Akan menarik urbanisasi, tetapi kita harus memastikan daya dukungnya dulu, sekitar 3 tahun pertama masih untuk sektor infrastruktur.”
Baca Juga
Menurut Rudy, kajian pramasterplan ibu kota baru yang disusun bersama Mckinsey Indonesia sejak akhir 2019 pun bisa dilengkapi.
Meski tak memerinci kajian tersebut, Rudy menyebutkan bahwa penelitian itu sudah mencakup proyeksi kependudukan, serta rencana pengembangan Balikpapan dan Samarinda yang akan turut dijadikan metropolitan baru.
Pembahasan rencana induk ibu kota ini melibatkan sembilan kelompok kerja yang dibentuk dari berbagai kementerian dan lembaga.
“Selain pokja infrastruktur, ada pokja peneliti pembiayaan, dampak ekonomi, sosial, pertahanan keamanan, dan sebagainya.”