Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan Jamu menggarap pasar baru di tengah melambatnya perekonomian di Tanah Air.
Dwi Ranny Pertiwi Zarman, Ketua Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Tradisonal Indonesia (GP Jamu) menyebutkan pabrik-pabrik jamu anggota asosiasi tetap beroperasi di tengah pandemi karena mendapat pengecualiaan dari pemerintah.
“Saat ini industri jamu tetap bekerja, tetap distribusi, tetap jualan walaupun ada PSBB [pembatasan sosial berskala besar], kita dapat izin dari BPOM, Kementerian Kesehatan, Kementerian Perindustraian,” kata Dwi, Selasa (21/4/2020).
Menurutnya, meski beroperasi normal, pihaknya memperketat protokol jaga jarak seperti yang ditetapkan pemerintah.
“Biar bagaimana apotek tidak tutup, tapi outlet besar-besar seperti di Pasar Pramuka [Jakarta] tutup, namun mereka masih bisa jualan online,” katanya.
Dengan kondisi ini, Dwi mengharapkan pabrik jamu tidak melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap industri.
DORONG KEMITRAAN
Sementara itu, untuk memenuhi permintaan jamu di Tanah Air, Dwi mendorong para pekerja yang kena program dirumahkan atau pemutusan hubungan kerja (PHK) dapat beralih menjadi pemasok jamu.
“Sekarang permintaan datang beragam. Orang yang dulu tidak minum jamu karena untuk kesehatan sekarang jadi minum,” katanya.
Demikian juga dengan menjadi pemasok bahan baku. Dwi menyebutkan terbuka peluang menjadi pemasok dari hulu dengan membuka kebun-kebun bahan rempah seperti jahe merah.
Meski begitu, ia tidak menyebutkan besaran pertumbuhan permintaan jamu di tengah wabah corona. Namun, menurut pemilik produk Vermint itu, banyak usaha kecil yang dapat saling menguatkan dengan berkoordinasi dengan GP Jamu.
"Misal memiliki pasokan gula merah, bahan rempah, nanti kita bisa koordinasikan dengan anggota siapa yang mau menyerap," katanya.