Bisnis,com, BATANG — Sejumlah Fraksi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Batang, Jawa Tengah, merekomendasikan kepada pemerintah kabupaten agar aktivitas pembangunan pembangkit listrik tenaga uap di Batang dihentikan untuk sementara waktu seiring dengan wabah virus corona.
Bupati Batang Wihaji mengatakan bahwa rencana penghentian sementara pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) ini dengan mempertimbangkan ada pekerja PLTU yang telah positif terpapar virus corona jenis baru (Covid-19) sehingga dikhawatirkan wabah itu akan meluas.
"Rekomendasi dari DPRD menjadi perhatian kami. Kendati demikian, penghentian sementara waktu PLTU masih menunggu kebijakan pemerintah pusat. Kami memang hati-hati dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan dampak ekonomi yang timbul jika pembangunan PLTU dihentikan," katanya seperti dikutip Antara, Selasa (14/4/2020).
Berdasarkan catatan Bisnis, satu pekerja PLTU Batang positif terpapar virus corona setelah terdeteksi dari hasil laboratorium ketika dirawat di Rumah Sakit Husada Utama Surabaya.
Sebelumnya, pekerja tersebut pernah dirawat di rumah sakit swasta di Batang selama 17—21 Maret 2020 dengan diagnosa awal demam berdarah.
Baca Juga
Menurut Wihaji, saat ini hal yang terpenting dalam mengantisipasi penyebaran virus corona adalah memastikan keseriusan manajemen PLTU dalam mematuhi protokol kesehatan bagi para pekerjanya.
Jumlah pekerja PLTU Batang, katanya, kini mencapai sekitar 16.000 orang, namun dalam antisipasi penanganan virus corona belum sepenuhnya dilakukan sehingga hal itu tidak menutup kemungkinan pekerja lainnya tertular.
"Ada satu rekomendasi yang diajukan oleh pemkab kepada manajemen PLTU yang belum dilaksanakan yaitu mendirikan tempat isolasi mandiri. Hal itu, sudah kami koordinasikan dengan pihak PLTU agar membuat isolasi mandiri namun belum dibangun," katanya.
Sementara itu General Manajer External Relations PT Bhimasena Power Indonesia (BPI) Ari Wibowo selaku pengembang proyek PLTU Batang saat dihubungi, Selasa (14/3) melalui telepon selulernya, tidak merespons.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel